13.2 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Danau Toba Jadi Geopark UNESCO, Pertanda Baik Untuk Kemajuan Pariwisata

Medan, MISTAR.ID

Danau Toba terus berbenah menyambut status baru. Rencananya, dalam konferensi internasional UNESCO akan bersidang di Paris 2020 mendatang salah satu agendanya adalah mengumumkan Danau Toba sebagai anggota baru UNESCO Global Geopark (UGG).

Status baru Danau Toba itu memang telah dinanti sejak lama. Pemerintah, termasuk stakeholders pariwisata sudah menantinya selama sembilan tahun. Status baru itu, diyakini bakal mendongkrak citra Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia, di tengah upaya pemerintah mendongkrak pembangunan di salah satu destinasi super prioritas itu.

“Status baru ini tentu jadi angin segar. Pertanda baik untuk kemajuan pariwisata di Danau Toba,” kata Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT), Arie Prasetyo di Medan, Senin (9/3/20).

Dia meyakini, status tersebut akan mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara dan memajukan industri pariwisata tanah air. Apalagi, untuk masuk sebagai member UGG tidak mudah. Keunikan dari biodiversity, geodiversity dan kultur budaya di Danau Toba yang menjadi salah satu indikator diterima atau tidaknya sebagai anggota UGG.

Geopark Kaldera Toba akan memberi manfaat kemandirian, daya saing dan kesejahteraan kepada masyarakat dan wilayah sekitar yang menjadi bagian dari Geopark Danau Toba. Akan banyak lembaga internasional dan investor datang untuk mengedukasi dan mengembangkan pariwisata Danau Toba.

Saat ini, pemerintah dan pihak terkait terus berupaya mengembangkan pariwisata Danau Toba. Infrastruktur terus diperbaiki. Fasilitas pendukung dan kesiapan masyarakat lokal terus diperkuat. Harapannya, jumlah wisatawan ke sana semakin terdongkrak.

Baru-baru ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Whisnutama bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan melakukan kunjungan kerja ke Danau Toba. Selain melihat progres pembangunan di kawasan Danau Toba, dua menteri itu juga membahas beberapa hal penting untuk pengembangan pariwisata di sana. Salah satunya adalah soal Desa Wisata.

Saat ini, pemerintah tengah mengembangkan Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba. Ke depan diproyeksi ada beberapa desa wisata baru.

Arie menjelaskan, proyek pengembangan desa wisata akan digarap lintas kementerian dan lembaga. Antara lain, Kementerian, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf);  Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beserta sejumlah lembaga terkait lainnya.

Dia mengungkapkan, dalam kunjungan kemarin, Menteri Luhut sempat melontar kritik terhadap kondisi rumah adat Batak yang terkesan tidak terurus di Desa Sigapiton. Padahal rumah adat menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

“Di desa wisata itu minimal ada home stay. Rumah-rumah adat Batak akan kita revitalisasi. Jadi menambah portfolio dari desa-desa itu,” ujar Arie.

Pemerintah ingin pengembangan Desa Wisata harus serius digarap.  Desa-desa wisata ini akan dibangun di beberapa kabupaten. Kementerian masih akan membahas kabupaten yang akan dipilih. Desa-desa wisata harus memiliki potensi yang bisa ditonjolkan. Misalnya di Sigapiton yang saat ini fokus dalam pengembangan pertanian dan peternakan.

“Desa Wisata berpotensi menyedot wisatawan untuk datang ke Danau Toba. Selain itu, desa wisata juga akan mendongkrak perekonomian masyarakat,” pungkasnya.

Reporter: Daniel
Editor: Edrin

Related Articles

Latest Articles