5.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Anggaran Untuk Tangani Corona Capai Rp405 Triliun

Jakarta, MISTAR.ID

Presiden Joko Widodo menggelontorkan anggaran untuk mengatasi Covid-19 melalui APBN 2020 sebesar Rp 405,1 triliun. Besaran anggaran tersebut ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Stabilitas Perekonomian di masa pandemi corona.

Lalu dari mana sumber pembiayaan dari total anggaran tersebut? Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, terdapat beberapa opsi sumber pendanaan yang telah disiapkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan anggaran tersebut.

Tambahan anggaran belanja itu dialokasikan untuk bidang kesehatan termasuk insentif tenaga medis Rp75 triliun, jaring pengamanan sosial (social safety nett) kepada warga Rp110 triliun, dukungan untuk sektor industri Rp70,1 triliun, dan dukungan pembiayaan anggaran untuk Covid-19 Rp150 triliun. Lantas, sudah idealkah anggaran Rp450,1 triliun untuk penanganan virus corona?

Baca juga: Atasi Corona, Menkeu Dapat Tambahan Rp50 Triliun Dari APBD

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Eko Listiyanto mengatakan, anggaran Indonesia jauh lebih kecil ketimbang negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura dari jumlah nominal.

“Anggaran pemerintah sebetulnya sudah cukup besar untuk penanganan. Walaupun belum ideal dibanding negara lain. Tapi kurang aspek kecepatan untuk menyalurkan,” kata Eko dalam konferensi video, belum lama ini.

Meski belum ideal, Eko menilai pemerintah pun masih kesulitan mendistribusikan paket stimulus Rp405, 1 triliun tersebut. Utamanya dana Rp110 triliun yang dialokasikan untuk bantuan sosial (bansos) dan semacamnya.

Data penerima bansos yang berubah dinamis masih jadi kelemahan dalam penyaluran bansos sejak tahun 2003. Sekitar 5-10 persen penerima berasal dari kalangan mampu sehingga distribusi bansos tidak tepat sasaran.

Baca juga: Presiden Minta, Rp110 T Dana untuk Warga Lapisan Bawah Segera Disalurkan

“Rp110 triliun eksekusinya pun enggak mudah karena masih menggunakan mekanisme birokrasi. Susahnya eksekusi juga terlihat ketika kepala daerah bingung mengeksekusi dana desa yang dialihkan untuk penanganan Covid-19. Seharusnya masalah peralihan selesai di level atas tapi karena perintah berubah-ubah di daerah kena imbas,” ucap Eko.

Idealnya, kata Eko, anggaran pemerintah untuk penanganan virus corona harus 10 persen dari PDB, bukan 2,5 persen dari PDB. “Kalau dibilang rendah, saya bisa bilang sedang,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pemerintah Malaysia belum lama ini kembali mengumumkan paket stimulus 250 miliar ringgit alias Rp925 triliun untuk penanganan virus corona. Hal itu membuat total yang digelontorkan menjadi 270 miliar ringgit.

Belum lama ini, pemerintah Singapura juga menggelontorkan paket stimulus senilai 3,6 miliar dollar AS atau setara dengan Rp57 triliun. Itu menjadi paket stimulus ketiga yang diterbitkan oleh pemerintah Singapura sejak merebaknya pandemi virus corona. Sebelunya Singapura telah menggelontorkan anggaran, sehingga total yang dikeluarkan negara itu sebesar 41,7 miliar dollar AS atau setara Rp667,2 triliun.(kompas/hm03)

Related Articles

Latest Articles