15 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Adian Napitupulu: Waspadai Konflik Sosial Jika Situasi Memburuk

Jakarta, MISTAR.ID

Potensi konflik sosial dan berbagai macam tindak kriminal rentan terjadi bila dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) makin memburuk dalam dua hingga tiga bulan mendatang.

“Jika situasi semakin memburuk dalam 2 atau 3 bulan ke depan, maka kondisi rakyat seperti rumput kering yang mudah terbakar, bahkan oleh isu yang sangat remeh sekalipun,” kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/4/20).

Potensi konflik sosial dan kriminalitas dalam beragam bentuknya, lanjut Adia, berpotensi besar terjadi dalam beberapa bulan ke depan. “Bisa Juni, Juli atau Agustus,” imbuhnya.

Adian menerangkan, konflik sosial bisa terjadi karena berbagai macam hal. Mulai dari ketakutan terhadap wabah penyakit, keputusasaan pada hilangnya pekerjaan dan pendapatan, serta kelaparan. Kombinasi tiga hal tersebut, kata Adian, bisa menjadi energi kemarahan yang luar biasa.

Menurutnya, tiga masalah itu pun sudah terbukti menjadi penyebab konflik sosial yang terjadi di beberapa negara dalam beberapa waktu terakhir.

“Kita bisa browsing untuk mencari tahu ada berapa banyak peristiwa dalam beberapa waktu terakhir di beberapa negara sudah terjadi penjarahan, kerusuhan dan kriminalitas yang meningkat tajam,” tuturnya.

Adian mengingatkan bahwa total pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan di Indonesia dalam tiga bulan terakhir sudah mencapai 2,8 juta orang dari sekitar 114 ribu perusahaan.
Menurutnya, angka tersebut masih berpotensi bertambah hingga menyentuh 6 juta orang bila pandemi virus corona masih terjadi di Juli 2020.

Dia melanjutkan bahwa angka yang tercatat terkena PHK dan dirumahkan itu baru yang berasal dari sektor formal. Adian berasumsi, total masyarakat di sektor informal yang berhenti bekerja akibat pandemi virus corona mencapai sekitar 14 juta orang.

“Dalam data, masyarakat yang bekerja di sektor Informal mencapai 71 juta jiwa. Kalau kita gunakan asumsi yang paling optimis yaitu 20 persen pekerja Informal berhenti bekerja maka setidaknya ada 14 juta pengangguran baru,” kata anggota Komisi I DPR RI itu.

“Jika Formal dan Informal di gabungkan maka bisa jadi di bulan Juli nanti total pengangguran baru akan mencapai paling tidak 21 juta jiwa,” imbuhnya.

Berangkat dari itu, Adian meminta semua menteri dan kepala daerah fokus bekerja untuk mencegah penyebaran virus, mengurangi pengangguran, dan menyiapkan ketersediaan bahan pokok.

Ia juga meminta kepada menteri dan kepala daerah yang punya ambisi jadi calon presiden di 2024 mendatang untuk meredam ambisi lebih dulu demi keselamatan rakyat dan negara.

“Baiknya menteri menteri dan kepala daerah bekerja fokus dan jangan menjadi penyebar isu. Jika ada mafia segera laporkan pada presiden, Polisi, Kejaksaan Agung, atau KPK, kalau ada dominasi impor yang tidak adil bawa ke KPPU, semua mekanisme saat ini sudah ada,” tutur Adian.

Sumber: CNNIndonesia
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles