8.4 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Tradisi Yang Hilang, Bubur Pedas Masjid Raya Medan Ditiadakan

Medan, MISTAR.ID
Suasana antrian panjang masyarakat di depan Masjid Raya Al Mashun Kota Medan tidak lagi terlihat. Biasanya masyarakat sekitar Masjid membawa tempat bekal mereka untuk mendapatkan bubur pedas sop yang tersajikan saat bulan Ramadhan. Tidak hanya masyarakat sekitar, banyak juga masyarakat dari berbagai daerah yang datang untuk menikmati bubur ala Kesultanan Melayu Deli untuk berbuka puasa.

Pandemi Covid-19 mengubah banyak tradisi. Termasuk tradisi Pembagian Bubur Pedas ini. Tidak ada lagi pembagian bubur sop selama Ramadan. Kebijakan ini diambil pengurus masjid bersejarah itu untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Biasanya sekitar 1.000 porsi dibagikan untuk warga setiap selepas Ashar, menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak masa kejayaan Kesultanan Melayu Deli.

Masjid Raya Al Mashun Medan, setiap tahun biasanya berbagi bubur pedas, (f:ist/mistar)

“Bubur sudah nggak ada lagi. Memang sudah disiapkan kayu dan bahan bahannya. Cuma kondisi saat ini kita kan maklum, kita semua mengikuti petunjuk dari pemerintah, supaya ditiadakan,” kata Imam Masjid Raya Al Mashun Zaini Hafiz, Sabtu (25/4/20).

Bubur sop dibagikan gratis di Masjid Raya Al Mashun sejak 1960-an. Sebelumnya, sejak Ramadan tahun 1909 Masehi, menu yang dibagikan adalah bubur pedas, makanan khas bangsawan Melayu. Saat itu merupakan masa kejayaan Kesultanan Deli di bawah Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam Syah.

Belakangan, bahan-bahan bubur pedas dinilai rumit karena sangat kaya rempah dan proses pembuatannya sulit, sehingga panitia akhirnya hanya membagikan bubur sop. Makanan ini berbahan dasar beras ditambah daging dan sayuran, berupa kentang, wortel, serta bumbu sup, seperti merica dan daun seledri.

Ramadhan kali ini untuk pertama kali pembagian bubur ditiadakan. Bukan hanya tradisi, pandemi Covid-19 juga memengaruhi ibadah di Masjid Raya Al Mashun. Tadarus dan pengajian juga ditiadakan.

Meski salat tarawih berjamaah tetap digelar, namun hanya untuk warga sekitar masjid. Biasanya masjid ini banyak didatangi pengunjung dari berbagai penjuru.

“Kita sebelum sebelumnya sudah sempat membagikan sajadah kecil kepada masyarakat sekitar. Kita ingatkan jangan sampai tertinggal. Kalau selesai salat jangan ditinggal, supaya jangan tertukar sama yang lain,” ungkapnya.

Sebelum masuk Masjid, jemaah yang hadir harus melewati bilik disinfektan. Semuanya harus mencuci tangan.

Penulis : Amsal
Editor : Rika Yoesz

Related Articles

Latest Articles