Medan, MISTAR.ID
Sejumlah sekolah di Medan mulai mempersiapkan belajar tatap muka. Salah satu langkah yang dilakukan pihak sekolah adalah meminta surat pernyataan orangtua siswa.
Rencananya, sekolah akan memulai belajar tatap muka pada semester depan mulai 4 Januari 2021. Saat pembagian rapot pada Jumat-Sabtu (18-19/12/20), pihak sekolah meminta surat pernyataan dari para orangtua siswa.
Menanggapi hal ini Kepala Perwakilan Ombudsman Sumatera Utara, Abyadi Siregar mengatakan permintaan surat pernyataan itu sebagai hal yang wajar dilakukan pihak sekolah.
Baca juga:Â Disdik Siantar Siap Bila Sekolah Tatap Muka Dibuka Lagi
“Kebijakan yang dilakukan sekolah sekolah dengan meminta pernyataan orangtua siswa untuk melaksanakan proses belajar tatap muka, menurut saya adalah langkah mencari aman,” kata Abyadi, Minggu (20/12/20).
Ombudsman Sumut menganggap upaya yang dilakukan sekolah-sekolah itu adalah suatu hal tindakan yang wajar di tengah kontroversi proses belajar mengajar di tengah pandemi covid yang belum tahu kapan berakhir ini.
“Saya kira, di tengah pandemi covid yang masih mengganas saat ini, semua pihak masih serba kebingungan mengambil langkah-langkah aman dalam melaksanakan layanan/kegiatan,” katanya.
Baca juga:Â Belajar Tatap Muka di Medan Belum Diperbolehkan
Menurutnya, dalam situasi pandemi saat ini, semua kebijakan bisa dianggap salah. “Lihat saja proses belajar mengajar daring yang selama ini berlangsung. Hampir satu tahun tidak ada proses belajar tatap muka. Nah, langkah ini justru banyak dinyinyiri oleh berbagai pihak. Ada yang menyebut pemerintah telah menelantarkan siswa karena tidak pernah belajar. Sementara pemerintah juga terus berupaya menjaga masyarakat untuk tetap terjaga kesehatan dan keselamatannya,” ujarnya.
Ketika sekarang pemerintah melakukan kebijakan proses belajar mengajar tatap muka, juga tak terlepas dari kritikan banyak pihak. Karena itu, dia melihat, di tengah banyaknya kritikan terhadap pemerintah dalam menghadapi pandemi covid ini. Maka langkah sekolah meminta pernyataan orang tua siswa itu, menjadi hal wajar. (Edrin)
