13.8 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Terdampak Covid-19, Supir di Medan Harapkan Bantuan Pemerintah

Medan, MISTAR.ID

Akibat pandemi Covid-19, membuat masyarakat harus bekerja di rumah atau tinggal di rumah saja. Kondisi ini membuat penghasilan supir antar kabupaten lesu. Bahkan nyaris tak ada penumpang selama pandemi ini.

Seperti yang dikatakan Joel Situmorang salah satu supir antar kabupaten dari PT Kevin Pratama Trans yang dijumpai di stasiun yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Medan, Amplas, Sabtu (2/5/20).

Diungkapkan Joel, bila pemerintah ingin melakukan lockdown, seharusnya diiringi dengan solusi untuk mereka yang tidak memiliki pendapatan bulanan.

“Gara-gara Covid-19 penumpang sepi. Kayak kami, bukan ada bulanannya. Kalau mau di lockdown, ya gak apa, tapi solusinya bagaimana? Kami ini kan perlu kasih makan anak dan istri. Jadi karena pandemi ini kita terimbas sekali,” katanya pada wartawan.

Setiap hari ia dan rekan-rekan sesama supir sebelum Covid-19 membawa penumpang tujuan Tarutung, Tapanuli Utara.

Ada 40 unit yang beroperasi dan beberapa perwakilannya loket ada di Siantar, Tebing Tinggi, Parapat dan lainnya. “Sebelum Covid-19. 40 unit itu beroperasional. Sekarang hanya satu sampai empat unit saja. Gak ada penumpang,” jelasnya.

Bila dibandingkan tahun lalu di waktu bulan puasa, seharusnya penumpang sudah ramai. Sudah banyak yang pulang kampung karena libur Paskah dan libur anak sekolah bersamaan.

“Seharusnya penumpang sudah puncaknya saat ini. Tapi kondisi seperti sepi. Kalaupun ada, kami hanya membawa 1 sampai 4 orang penumpang di dalam bus. Kalau hanya 4 penumpang, resikonya kami gak dapat setoran. Tapi kami tetap antar karena memang kami bus resmi. Biasanya kami mengangkut 8 orang. Setiap satu jam sekali berangkat dari stasiun yang mulai jalan dari jam 5 pagi sampai jam 11 malam,” ungkapnya.

Dengan tidak adanya penumpang ini, kebutuhan sehari-hari para supir dan keluarganya meminjam dari kerabat atau sama toke.

“Pinjam sama tokeh lah kalau gak sama kerabat. Padahal kalau kami beroperasional, kami diperiksa juga. Biasanya memasuki Kota Pematangsiantar. Suhu tubuh kami dicek dan dilakukan penyemprotan disinfektan. Penumpang biasanya melonjak saat weekend karena biasanya pegawai yang tugas di Tarutung pulang ke Medan dan sebaliknya. Nah, sekarang sekitar 35 unit kami tidak beroperasi. Kami harapkan juga ada bantuan buat kami, memang kemarin kami sempat didata untuk mendapat bantuan. Namun hingga saat ini bantuan itu belum sampai pada kami,” ujarnya.

Hal senada yang diungkapkan, M.Sianturi, karyawan loket PT Palapa Travel Center tujuan Tapanuli, yang juga berada di Jalan Sisingamangaraja, Medan Amplas.

Dia mengaku selama Covid-19 sepi penumpang. Hanya 3 sampai 4 orang saja.

“Kalau hanya 3 sampai 4 orang tetap kita bawa. Benar-benar bisa dibilang penurunan 100 persen. Bahkan bisa sehari tak beroperasional. Hal ini sudah terasa sekitar 2 bulan ini. Saya berharap ada bantuan untuk kami. Memang untuk supir, kemarin sudah didata tapi belum ada realisasinya sampai sekarang. Apalagi untuk karyawan penjaga loket di Medan. Belum ada dapat bantuan,” pungkasnya.

Penulis: Nastasia
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles