7.5 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Tangkal Paham Radikalisme, USU Bersama BNPT dan PTPN Holding Teken MoU

Medan, MISTAR.ID

Untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme di Indonesia, Universitas Sumatera Utara (USU) menandatangani MoU dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan PT Perkebunan Nusantara Holding, Selasa (15/6/21).

Selain Rektor USU Dr Muryanto Amin, hadir Direktur Utama PTPN Holding Mohammad Abdul Gani dan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Ammar. MoU ini diharapkan menjadi salah satu upaya mewujudkan link and match antara perguruan tinggi dengan dunia usaha, dalam hal ini PTPN dan BNPT.

Dirut PTPN Mohammad Abdul Gani mengatakan, penandatanganan MoU dan pelaksanaan seminar perlu dilakukan sebagai upaya untuk melakukan penguatan nilai-nilai ke-Indonesia-an dan keragaman yang sudah ada sejak masa lampau.

Baca Juga:Pemerintah Upayakan Susun RUU KUHP yang Demokratis

“Toleransi dalam keberagaman ini sesungguhnya sudah diinisiasi dan dibangun sejak lama di masa lampau. Kita berharap agar mengendurnya nilai-nilai tersebut di masa belakangan ini dapat kembali kita eratkan,” katanya.

Abdul Gani menegaskan, penandatanganan MoU ini merupakan landasan kerja sama dalam bidang pendidikan dan latihan, penguatan karakter kebangsaan, maupun kerja sama membangun link and match antara perguruan tinggi dengan dunia usaha.

Sementara itu, Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Ammar mengingatkan kembali bahaya aksi radikalisme dan terorisme. Menurut Boy Rafli, jaringan teroris menyalahgunakan agama, merekrut orang-orang dan mempengaruhi mereka untuk melakukan aksi teror dan menciptakan ketakutan serta perpecahan.

“Kita harus waspada terhadap berbagai kegiatan radikalisme. Kita berharap apa yang kita lakukan saat ini dapat menjadi media yang mampu mencegah terjadinya radikalisasi agama, khususnya yang dilakukan secara massif melalui media sosial,” sebutnya.

Baca Juga:USU Masuk Pemeringkatan Kampus Top Dunia

Medsos Rentan Digunakan Kepentingan Radikalisme

Boy Rafli mengatakan, saat ini ada 202 juta lebih pengguna internet. Dimana 180 juta di antaranya adalah para pengguna media sosial (medsos) aktif, dan 30 persen dari jumlah tersebut merupakan kalangan milenial.

Menurutnya, media sosial menjadi sangat rentan digunakan untuk kepentingan radikalisme dan besar sekali peluangnya dalam merekrut pengikut-pengikut baru.

“Kita wajib mengantisipasi hal itu. Terutama lingkungan sekolah dan kampus. Aksi radikalisme dan terorisme ini menyasar kaum muda dan wanita sebagai pelaku. Militansi dua kelompok ini diakui sangat tangguh dalam melaksanakan aksi. Semua pihak harus waspada dan ikut berperan,” pintanya.

Baca Juga:Rektor USU Tinjau Lokasi Pembangunan Kampus Baru di Langkat dengan Menggunakan Trail

Secara khusus, ia meminta USU lebih pro aktif dalam mengawasi gerak-gerik mahasiswa dan tenaga pengajar di lingkungannya. Sehingga tidak memungkinkan tumbuhnya paham-paham radikalisme dan mengantisipasi lebih dini.

“Kami berterima kasih kepada USU yang mau bekerjasama dalam melawan radikalisme dan terorisme. Kami kasihan terhadap anak-anak muda yang tengah tumbuh dan berkembang, jika harus disesatkan ke hal-hal yang tidak benar,” pungkasnya. (ial/hm12)

Related Articles

Latest Articles