7.5 C
New York
Friday, April 19, 2024

Tanda-tanda Penyakit Difteri

Medan | MISTAR.ID – Carrier difteri merupakan kondisi seseorang yang tampak sehat tapi membawa bakteri difteri karena kekebalan tubuhnya rendah.

Menurut dr. Dwiyanti Puspitasari SpA (K) dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengatakan seseorang pembawa bakteri difteri harus segera ditangani agar tidak menjadi positif difteri dan menularkan ke orang lain yang tidak memiliki kekebalan.

“Jadi misal si A ada bakteri difteri masuk ke tubuhnya, karena dia memiliki antibodi difteri yang cukup bakteri itu bisa masuk dan hidup di tenggorakan atau saluran napas orang tersebut tapi tidak sampai menimbulkan penyakit,” ujar Dwiyanti.

Ia pun menjelaskan penularan bakteri difteri dapat melalui saluran napas seperti saat orang bicara, batuk, dan bersin. “Saat berbicara terkena air liurnya orang pembawa bakteri difteri bisa tertular. Atau radius satu meter, bakteri itu bisa tertular,” jelasnya.

Menurut Dwiyanti, bakteri difteri memiliki masa inkubasi dalam tubuh. Tergantung dari antibodi setiap orang masing-masing. Sebab, timbulnya penyakit difteri dipegaruhi oleh tiga faktor, pertama orang tersebut yang meliputi antibodinya, kedua jenis bakteri yang juga mempegaruhi terjadinya penyakit difteri.

“Ketiga adalah faktor lingkungan dan adanya pembawa bakteri tersebut di lingkungannya,” ungkap dokter dalam bidang penyakit menular dan infeksi ini.

Selain itu, Dwiyanti juga menjelaskan, bahwa pembawa difteri bisa terkena difteri ketika daya tahan tubuhnya (antibodi) turun atau tidak dapat membunuh bakteri tersebut.

“Sederhananya, pembawa bakteri difteri itu mempunyai anti bodi yang sedang. Jadi bakteri bisa berkembang tapi tidak sampai jadi penyakit. Tapi kalau anti bodinya bagus bakteri tersebut akan mati dan tidak akan menyebabkan penyakit,” ujarnya.

Adapun gejala penyakit difteri di antaranya nyeri saat menelan, badan terasa tidak enak, kadang demam kadang tidak, atau badan terasa hangat.
Untuk mencegah difteri dapat dilakukan dengan imunisasi DPT, yaitu pemberian vaksin difteri yang dikombinasikan dengan vaksin tetanus dan batuk rejan (pertusis).

Sumber: kumparan.com.
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles