11.5 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Pengawasan Pemerintah Lemah, Manusia Silver Menjamur di Medan

Medan, MISTAR.ID

Lemahnya pengawasan dari pemerintah membuat ‘manusia silver’ terus bertambah di Kota Medan. Akibat menjamurnya ‘manusia silver’ ini, seorang bocah tewas tertabrak truk.

Sekretaris Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Sumatera Utara, Pandian Adi Siregar mengungkapkan, menjamurnya manusia silver yang selalu mengabaikan keselamatan sehingga seorang bocah berusia 10 tahun meninggal dunia akibat ditabrak truk. “Ini akibat lemahnya pengawasan dari pemerintah,” ucap dia lewat pesan WhatsApp, Rabu (2/9/20).

Seharusnya, pemerintah harus bertanggungjawab mengawasi manusia silver ini terkhusus pada saat pandemi Covid-19 saat ini. “Pada masa Covid-19 berkurang bahkan hilang dari jalan raya bukan makin bertambah setiap hari,” kata dia.

Ia menyebutkan, saat pandemi ini pemerintah tidak boleh mengabaikan seolah-olah para manusia silver itu mencari uang untuk memenuhi kehidupan saat pandemi. “Pemerintah seolah-olah membenarkan keberadaan anak-anak di jalanan untuk meminta-minta,” jelas Padian.

Baca Juga:Pemko Medan Minta Warga Bantu Tangani Menjamurnya Manusia Silver dan Pengemis

Dia menambahkan, jumlah ‘manusia silver’ terus bertambah setiap bulan menjadi bukti bahwa pemerintah, khususnya dinas sosial setempat tidak serius dalam mengelola masalah, khususnya pada anak.

Tentunya, kata dia, pemerintah harus serius mengurai fenomena ‘manusia silver’ agar tidak bertambahnya korban, khususnya anak-anak yang tidak punya kemampuan bicara untuk melindungi dirinya.

Menurut dia, pertumbuhan ‘manusia silver’ yang cukup tinggi saat ini diduga diorganisir oleh pihak tertentu. Apalagi, kata Padian, ‘manusia silver’ mayoritas anak ini bisa dikatakan kasus eksploitasi. “Salah satu buktinya, banyak anak-anak yang berdandan sebagai manusia silver di pinggir-pinggir jalan,” terang dia.

Baca Juga:Belasan ‘Manusia Silver’ Terjaring Razia Satpol PP

Fenomena seperti ini sangat berbahaya bagi kelangsungan masa depan anak, bukan hanya eksploitasi, tapi juga merusak kesehatan anak-anak. “Silver panas yang berasal dari cat besi atau cat lain yang merusak kulit dan bukan tidak mungkin bisa terhirup yang pada jangka panjang merusak saluran pernafasan,” ucapnya.

Manajemen pengawasan dan penertiban, khususnya dinas sosial menjadi ujung tombak dari kasus ini. “Tentu semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat khususnya dinas sosial dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dapat menangani masalah ini dengan serius, sebelum anak dijadikan manusia silver terus bertambah,” kata dia.

Seperti diketahui, seorang bocah bernama Jonathan Sigalingging (10) tewas mengenaskan dilindas truk di Jalan Amal Kelurahan Sunggal Kecamatan Sunggal, Senin (31/8/20) malam.

Bocah kelas III SD yang beralamat di Jalan Parsaoran Nauli Desa Muliorejo Sunggal Deli Serdang, diketahui hendak pulang setelah selesai mengais rezeki dengan menjadi bocah pantomim di perempatan yang mewarnai seluruh tubuhnya dengan warna perak (silver).(saut/hm10)

Related Articles

Latest Articles