11.8 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Pengamat: Stok Dinyatakan Aman, Harga Pangan Justru Tetap Naik

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Ekonom Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin mengatakan, dari hasil pemantauan yang telah dilakukan timnya di pasar tradisional, sejumlah kebutuhan pokok menjelang Natal mengalami kenaikan yang cukup besar, dan terlihat merata di sejumlah komoditas pangan non hortikultura.

Padahal, sebelumnya Bulog mengatakan, stok gula pasir, beras dan minyak goreng berada dalam posisi yang aman, termasuk ketersediaan daging sapi. “Tetapi komoditas tersebut belakangan justru tetap naik, kecuali beras. Saya menilai kenaikan stok ini seharusnya tidak dibarengi dengan kenaikan harga jika ketersediaannya cukup. Seharusnya pemerintah melakukan sidak disitu. Lakukan penelusuran jalur perdagangan atau distribusi untuk menemukan dimana pemicu kenaikan harga itu,” jelasnya, Selasa (15/12/20).

Padahal, katanya, untuk pedagang sejumlah komoditas bukanlah hanya Bulog. Masih ada pedagang lainnya yang berkecimpung di sana. Meski Bulog punya ketersediaan stok yang mumpuni.

Baca Juga:Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik

“Kita sudah mengecek mulai dari petani/importir/produsen hingga pedagang pengecer. Dan menemukan sejumlah titik yang mengalami kenaikan harga. Masalah akan semakin rumit seandainya kenaikan harga justru terjadi di level pedagang pengecer. Ini akan membuat pengendalian harga menjadi sulit dilakukan. Tetapi sebaliknya, kenaikan justru terjadi pada level importir atau pedagang besar. Untuk itu, Satgas Pangan bisa melakukan intervensi dengan kekuatannya,” katanya.

Tidak bisa dipungkiri, tambahnya, memang kenaikan harga pangan selalu terjadi di saat perayaan keagamaan. Dan ini kerap terjadi bukan hanya saat Natal. Kenaikan harga kebutuhan pokok yang tinggi juga kerap terjadi pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Kenaikan harga ini memang sudah sepatutnya disayangkan. Meskipun pada dasarnya hal ini bukanlah sebuah kesalahan serius. Dampak dari pandemi kemarin telah membuat banyak pelaku usaha pesimis, dan cenderung bersikap wait and see.

Baca Juga:Awal November Kebutuhan Pokok Merangkak Naik, Cabai Merah Tembus Rp44 Ribu per-Kg

Nah, Natal tahun ini beserta Tahun Baru akan jadi pembuktian ekonomi nasional. Jika memang terjadi lonjakan konsumsi yang tinggi, maka bisa disimpulkan memang daya beli tengah mengalami pemulihan. Tetapi, cara mengukurnya ini tidaklah mudah. “Saya justru tetap yakin konsumsi masyarakat selama Natal tahun ini tidak akan sebaik tahun 2019 silam,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles