8.9 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Pengamat: Pertumbuhan Ekonomi Sumut Kuartal IV Masih Terancam Minus 

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Ekonom Sumut sekaligus Praktisi Ekonomi di UIN Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara (Sumut) pada kuartal keempat diprediksi masih terancam minus.

“Sebelumnya saya memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumut akan tumbuh minus 0.8 persen pada kuartal ketiga. Bisa saja tumbuh positif 0.3 persen di kuartal keempat. Akan tetapi, jika nantinya pertumbuhan ekonomi Sumut lebih besar dari 1 persen. Maka dikhawatirkan di kuartal keempat Sumut berpeluang untuk tetap tumbuh negatif. Meskipun masih terlalu dini untuk menyimpulkannya,” jelas Gunawan kepada wartawan, Selasa (3/11/20).

Akan tetapi, Gunawan meyakini kalau Sumut akan lebih baik dalam capaian pertumbuhan ekonomi maupun realisasi kinerja laju tekanan inflasi.

Baca Juga:Tahun 2020, Inflasi Sumut Diprediksi Rendah

“Tentunya kita berharap Sumut bisa keluar dari resesi di kuartal keempat ini. Memang ini bukanlah perkara mudah. Akan ada banyak tekanan ekonomi di kuartal keempat ini. Dan saya sangat meyakini kalau di kuartal keempat ini nantinya kita akan berhadapan dengan sejumlah tekanan pada harga kebutuhan pokok yang berpeluang menekan daya beli,” ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Gunawan, dampak dari resesi masih akan sangat terasa bagi semua orang. Karena resesi belum tentu hilang. Jadi resesi ini belum tentu akan berakhir di kuartal keempat.

“Presiden menyatakan bahwa di kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi akan minus 3%. Angka yang masih cukup besar, jika kita mengharapkan adanya pemulihan di kuartal keempat, atau ekonomi diharapkan tumbuh di atas 0%. Dengan realisasi angka minus 3%, maka kita tidak bisa berharap banyak di kuartal keempat ini kita akan tumbuh positif,” ujarnya.

Baca Juga:Pengamat: Perekonomian Hanya Tumbuh 4,65%, Sumut Masuk Jurang Resesi

Sebelumnya Gunawan memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan minus 2.6 persen di kuartal ketiga. Namun, harapan itu pupus seiring terus direvisinya ekspektasi pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah, yang semakin ke belakang angkanya semakin buruk.

“Nah di kuartal keempat ini, saya justru melihat pertumbuhan ekonomi nasional berpeluang akan tetap merealisasikan angka yang negatif. Ada beberapa catatan penting saya, pertama pertumbuhan negatif 3 persen. Di kuartal ketiga ini sangat tidak memungkinkan bagi kita untuk segera lompat dan tumbuh di atas 0%. Kedua kondisi ekonomi global masih dalam tekanan pandemi Covid-19, ditambah dengan memburuknya langkah beberapa negara besar yang memberlakukan lockdown,” jelasnya.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi dari konsumsi domestik diyakini masih akan melambat. Pemerintah masih akan mengandalkan bantuan sosial atau Bansos sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian. Meskipun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan seburuk negara lainnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles