7.5 C
New York
Friday, March 29, 2024

Pengamat Ekonomi: Sumut Berpeluang Cetak Inflasi Tinggi Tahun Depan

Medan, MISTAR.ID

Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin setelah keterpurukan ekonomi dalam dan luar negeri lebih kurang 2 tahun belakangan ini.
Muncul adanya kemungkinan pemulihan ekonomi di tahun depan.

Namun, pemulihan itu bukan berarti tanpa mahar. Inflasi pun berpeluang mengalami kenaikan jika nantinya pemulihan ekonomi terjadi.

“Sejumlah negara sudah membuktikan kalau telah terjadi kenaikan pada sejumlah harga kebutuhan masyarakat yang memicu terjadinya inflasi. Indonesia, khususnya wilayah Sumut juga berpeluang untuk mengalami kondisi yang tidak jauh berbeda. Ini menjadi ancaman bagi kita semua, meskipun saya yakin Sumut inflasinya akan mampu dikendalikan,” katanya, Senin (29/11/21).

Dosen Fakultas Ekonomi di UINSU ini menuturkan pemulihan ekonomi akan membuat daya beli masyarakat membaik. Akan ada tambahan pengeluaran khususnya pada bahan makanan. Ini biasa terjadi kalau ekonomi mengalami pemulihan.

Baca Juga:Isu Hoaks Tentang Omnibus Law, Baca Penjelasan Pengamat Ekonomi Sumut ini!

“Yang penting laju inflasi dibarengi dnegan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” sebutnya. Dijelaskannya, selama pandemi, belanja masyarakat untuk kebutuhan pangan tidak mengalami penurunan yang serius.

Sejumlah pedagang besar memang mengeluhkan adanya penurunan penjualan, meskipun penurunannya berkisar 10% hingga 20% secara kwantitas.

Hanya saja, harga sejumlah kebutuhan pokok relatif terjaga, meskipun pada saat terjadinya pengetatan aktifitas masyarakat harga sempat mengalami penurunan.

Baca Juga:Harga Cabai Mulai Turun, Pengamat: Sumut Bisa Bebas Ancaman Inflasi

“Sedangkan di tingkat petani, atau pedagang besar. Penurunan harga telah membuat komoditas bahan pangan tersebut mencari titik keseimbangan baru. Artinya petani faham betul berapa besar produktifitas yang harus disediakan saat terjadi tekanan harga, termasuk juga saat terjadi kenaikan harga. Sehingga titik keseimbangan harga selalu tercipta,” katanya.

Ditambahkannya, jika nantinya daya beli masyarakat membaik, akan ada kejutan pada kenaikan komoditas pangan yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.

“Jadi misalkan ada pemulihan daya beli, masyarakat meningkatkan pembelian komoditas sayuran yang membuat harganya naik. Nah, kemungkinan tersebut akan terjadi, tetapi tidak akan bertahan lama. Karena disaat harga naik, itu menjadi insentif bagi petani untuk menanam komoditas tersebut. Jadi kenaikan harga sejumlah kebutuhan pangan berpeluang mengalami kenaikan.Tetapi hanya bersifat jangka pendek. Begitu petani banyak menanam dan memanennya, maka disaat itu nanti harga komoditas tersebut akan kembali turun,” bebernya.

Baca Juga:Tren Uang Digital, Pengamat: Bisa Bikin Tatanan Ekonomi Dunia Berubah

Dia juga optimis inflasi Sumut akan tetap bisa dikendalikan. Tidak perlu dikuatirkan secara berlebihan sekalipun terjadi pemulihan ekonomi.

Namun, jika bicara saat ini, maka potensi kemungkinan pemulihan ekonomi tengah dibayangi oleh varian baru Covid-19 yang bernama omicron.

“Namun kita jangan terpaku dengan varian tersebut. Kita harus fokus pada upaya pemulihan ekonomi,” jelasnya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles