8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Pemprov Sumut dan Kemendag Tinjau Pasar, Dijumpai Beras Bulog Bau Apak

Medan | MISTAR.ID – Tim gabungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Kementerian Pedagangan (Kemendag) meninjau pasar tradisional dan gudang Bulog di Medan, Sumatera Utara, Rabu (4/12). Dalam peninjauan jelang Natal dan Tahun Baru itu, dijumpai beras Bulog yang berbau tak sedap atau apak.

Rombongan yang dipimpin Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (PKTN) Kemendag, Veri Anggrijono tersebut langsung mendatangi pedagang di Pusat Pasar Medan, satu per satu.

Saat bertemu dengan pedagang beras, tim menemukan adanya beras yang sudah berbau. Saat itu, Edy berbincang dengan salah seorang pedagang beras, bernama Acun. “Kalau bisa, beras ini diambil saja, Pak. Tak laku. Bau,” kata Acun kepada Edy.

Acun menjelaskan, beras itu dipasoknya dari Bulog, kira-kira sepekan yang lalu. Namun, hingga kini belum ada konsumen yang mau membeli beras itu karena bau apak. Adapun beras yang berbau itu adalah jenis beras medium. Bulog sendiri melempar dua jenis beras di pasaran, yakni beras medium dan premium.

Edy kemudian mencim beras dari dalam karung itu. Benar saja, beras itu berbau. “Iya bau apak. Mana Bulog? Tarik saja yang berbau,” ucap Edy.

Edy kemudian menjumpai pedagang beras yang lain. Kondisi juga terjadi. Gubernur Edy lantas memerintahkan Perum Bulog untuk segera menarik beras-beras itu.

Tak lama dari situ, rombongan menuju mobil boks milik Bulog yang terparkir di depan pintu masuk pasar itu. Di sana juga ada beras yang akan dijual ke pedagang. Setelah dicek, beras medium yang ada di sana juga berbau.

Dari sana, rombongan kemudian bertolak ke salah satu gudang Bulog di Jalan Mustafa. Edy kemudian meminta petugas untuk mengambil sampel beras yang ditunjuknya. Setelah dicium, beras impor asal Thailand tersebut juga berbau.

Selain dari Thailand, beras medium yang dipasok dari India juga berbau.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara, Arwakhudin Widiarso mengatakan, dengan temuan sebagian beras berbau, menurutnya ada persoalan umur simpan. Pihaknya akan melakukan evaluasi.

“Tapi yang jelas beras yang ada tadi secara visual masih cukup bagus karena saat dibeli dalam kondisi bagus. cuma di persoalan umur simpan,” katanya.

Dia menjelaskan, beras impor asal Thailand dan India tersebut telah disimpan dalam kurun waktu kurang lebih setahun.

Sebab, beras-beras tersebut dipasok sejak akhir 2018 silam. Lamanya waktu penyimpanan itu yang ditengarai sebagai sebab dari beras yang berbau itu.

“Yang mulai bau, itu sebagian ya, itu (dipasok) akhir 2018. Biasanya akan dilakukan uji laboratorium. Yang akhir 2018 itu (jumlahnya) sekitar 20 ribu ton,” katanya.

Reporter: Daniel Pekuali
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles