8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Era Pandemi Datangkan Berbagai Problema dalam Pendidikan di Indonesia

Medan, MISTAR.ID

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada era pandemi mendatangkan berbagai problema dalam pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Guru Besar Universitas Sebelas Maret Prof Andayani salah seorang narasumber dalam Seminar Nasional PBSI IV, Kamis (29/7/21) sore yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni (Basindo FBS) UNIMED.

“Seperti kita pahami, pembelajaran Bahasa Indonesia itu hakikatnya belajar bahasa. Harapannya mengarahkan peserta didik terampil berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan, situasi formal maupun non formal. Pada era sekarang ini situasi formal itu sudah bergeser,” pungkasnya

Tema yang diangkat dalam seminar tersebut yakni “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Digital Guna Mendukung Implementasi Merdeka Belajar”.

Baca juga: Dharma Wanita Kemenhub Seminar Ekonomi Kreatif di Parapat, Hal Ini yang Dibahas

Seminar nasional kali ini mendatangkan berbagai pembicara yang kompeten dibidangnya seperti Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED Dr Abdurahman Adisaputera.

Kemudian hadir pula Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta Prof Dr Sugiyono.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED Dr Abdurahman Adisaputera mengatakan, seminar ini kesempatan menambah pengetahuan dalam bahasa khususnya dalam Bahasa Indonesia.

“Mari kita gali dan eksplor pengetahuan dari masing-masing narasumber yang luar biasa ini. Semoga kegiatan ini dapat berdampak positif dan bermanfaat bagi dosen, guru maupun pendidik yang mengampu bidang studi Bahasa Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: MUI Seminar Kajian Radikallisme, HM Ali Lubis: Radikalisme Paham Yang Keliru

Abdurahman menjelaskan, Ekolinguistik diartikan sebagai interaksi bahasa dengan lingkungannya lewat penutur bahasa. Pengertian lingkungan terutama mengarahkan pemikiran kepada semua petunjuk tentang dunia yang indeksnya disediakan oleh bahasa.

“Bahasa yang hidup merepresentasikan fakta-fakta tentang alam, sosial dan budaya yang ada di lingkungannya,” ungkapnya. (ial/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles