7.8 C
New York
Friday, April 19, 2024

Pasien Covid-19 Melonjak, Ruang Isolasi di Rumah Sakit Medan Penuh

Medan, MISTAR.ID

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan Mardohar Tambunan mengatakan, saat ini ruang isolasi khususnya di RS rujukan Covid-19 sudah penuh.

Hal ini karena terus melonjaknya jumlah kasus penderita positif Covid-19 di Kota Medan, sehingga turut berdampak pada daya tampung rumah sakit (RS). “Penuh tapi dia tidak menonton. Karena selalu ada pasien yang keluar karena sembuh, atau karena ada juga yang meninggal. Jadi dinamis, full dan berotasi,” ungkapnya, Rabu (8/7/20).

Mardohar menjelaskan, memang seharusnya, pasien yang melakukan perawatan isolasi di RS ada kategorinya. “Untuk PDP yang sedang dan berat wajib di RS. Tapi kalau ringan atau juga positif yang tidak bergejala ini yang perlu ditertibkan agar RS tidak penuh,” jelasnya.

Selain itu, kategori pasien Covid-19 yang boleh tinggal di RS catatannya sudah dilakukan foto thorax, ditemukan masalah dengan paru-paru karena ada pneumonia. Selebihnya, bila pun pasien itu positif tapi tidak ada gejala, maka akan dipulangkan untuk melakukan isolasi di rumah selama menunggu swab berikutnya atau melakukan karantina gedung baik di Lions dan P4TK.

Baca Juga:Soal Kasus Pengambilan Jenazah PDP di Medan, Poldasu: Bisa Dikenakan Pidana

“Untuk karantina gedung juga ada ketentuannya, yakni bila huniannya tidak layak. Hunian tidak layak ini misalnya dilihat dari kondisi rumah, jumlah kamar dan kamar mandi, serta peluang terjadinya interaksi dengan anggota keluarga yang lain,” terangnya.

Menurut Mardohar, bila hal ini dilakukan, maka ruang isolasi RS diyakini akan mampu menampung jumlah penderita Covid-19 yang memang perlu untuk dirawat. “Tapi kalau semua mau di rumah sakit, 73 RS di Medan pun bisa penuh semua,” bebernya.

Oleh karena itu, sambung Mardohar, bila ada RS yang tiba-tiba mengatakan penuh hal itu dianggap wajar-wajar saja. Namun ia memastikan, sejauh ini RS masih sanggup untuk menerima pasien Covid-19 yang akan masuk.

“Karena tracing kita kan memang kencang. Tapi daya tampung tetap ada dan RS manapun masih bisa menerima. Yang penting kemampuan dan laboratorium,” pungkasnya. (anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles