12.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Pasar Modal Masih Bertahan Di Tengah Fluktuasi Pasar

Medan, MISTAR.ID

Saat ini, Pasar Modal Indonesia masih mengalami fluktuasi dan berada di bawah level 5.000 atau di bawah resisten level selama pandemi Covid-19. Sejumlah investor saham yang bertahan memiliki saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengalami potential loss yang besar.

Apalagi, jika saham-saham yang ada pada portofolionya sudah dimiliki jauh sebelum Covid-19 datang. Perlu diingat, ini baru merupakan potensi kerugian, belum menjadi kerugian yang sesungguhnya, hingga investor menjual sahamnya.

Artinya, potensi kerugian ini akan berubah menjadi keuntungan, jika harga saham membaik kembali. Kapan harga-harga saham naik lagi? Jawabannya tentu tidak ada yang bisa memastikan.

Dikatakan Kepala BEI Perwakilan Medan Pintor Nasution, jika investor yakin, setelah pandemi Covid-19 berakhir ekonomi pulih kembali baik di tataran global maupun di dalam negeri, maka kurva Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diharapkan kembali naik. Artinya, harga-harga saham pun ikut terkerek kembali.

“Bagi investor yang berorientasi jangka panjang, dan memiliki tujuan yang jelas di depan, seharusnya tidak perlu panik dengan melakukan aksi merealisasikan kerugian atau cut loss.

Tetap tenang dan bertahan. Di tengah resiko penurunan harga ini juga tetap terbuka peluang keuntungan. Investor bisa melakukan pembelian saham-saham yang harganya sedang murah, tetapi memiliki kinerja fundamental yang baik.  Sejalan dengan prinsip high risk high return yang berlaku di pasar saham,” katanya, Rabu (20/5/20).

Adapun strategi pembelian saham ketika harga sedang turun, dikenal dengan istilah average down. Pendekatan average down ini biasa digunakan ketika harga satu saham yang dianggap potensial dalam jangka panjang mengalami penurunan.

Sementara, para investor yakin pada posisi tertentu saham akan mencapai posisi bottom dan akan kembali naik.  “Nah, ketika investor meyakini bahwa saham tersebut akan turun untuk kembali menanjak, investor bisa menerapkan strategi ini. Pembelian dilakukan secara bertahap mengikuti tren penurunan.

Misalnya, perusahaan dengan harga saham Rp5.000 per lembar saham, berdasarkan analis diperkirakan akan turun hingga posisi terendah Rp3.000 per lembar saham. Setiap terjadi penurunan, investor bisa melakukan pembelian secara bertahap,” bebernya. (anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles