8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Pandemi, Tukang Cukur Rela Dipanggil Ke Rumah Dan Dibayar Variatif

Medan. MISTAR.ID

Wabah virus korona membuat geliat ekonomi harian terhenti. Termasuk penghasilan tukung cukur atau pangkas rambut pria menurun drastis. Seperti diungkap seorang tukang cukur bernama Iwan. Sejak Kota dilanda virus mematikan ini, para pelanggannya tak lagi datang ke grey barbershop di Jalan Asrama Medan, tempatnya bekerja. 

“Masyarakat mungkin takut ke luar rumah untuk pangkas, jadi sepi bahkan tidak ada,” terangnya, Sabtu (11/4/20).

Kondisi inilah membuat barbershop tempat ia bekerja ditutup sementara hingga virus corona benar-benar bisa diselesaikan. “Terpaksa tutup, karena tidak ada pelanggan yang mau pangkas, kemudian pemerintah juga menyarankan agar tidak beraktifitas untuk sementara waktu,” terang dia.

Dengan ditutupnya grey itu, sudah jelas penghasilannya pun tidak ada. Karena, pria berkulit putih ini hanya bergantung nasib dengan mencukur rambut. “Saya hanya bekerja sebagai tukang cukur,” ucap pria yang sudah memiliki seorang anak ini.

Iwan yang sudah memiliki pelanggan banyak inipun berinisiatif, siap mencukur rambut di rumah pelanggan. Biasanya, costumer selalu menghubungi nomor ponselnya apabila ingin pangkas.

“Kalau saya tidak kerja, saya tidak ada penghasilan. Jadi muncul inisiatif agar pangkas di rumah saja,” terang dia. Meski tidak banyak yang memanggil untuk mencukur rambut, namun dia sangat bersyukur. Karena ia dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan.

“Disyukuri aja bang, yang penting ada penghasilan. Biasanya, kalau di barbershop bisa memangkas 10 sampai 15 pelanggan. Nah kalau sekarang ini costumer yang manggil paling 5 orang,” sebut Iwan.

Semenjak bekerja mencukur di rumah pelanggan, dirinya tidak mematokan tarif pangkas. Kalau biasanya, sebut dia, tarif pangkas di barbershop Rp50.000.

“Kalau tarif aku gak buat, aku buat tarif seikhlas hati. Karena kondisi sekarang inikan memang lagi sulit. Yang penting saya ikhlas dalam bekerja. Berapa pun yang dikasih, Alhamdulillah,” sebutnya.

Dipanggil ke rumah, maka tarif yang diberlakukan juga tak lagi sama dan dia harus ikhlas dibayar seadanya. “Macam-macam, ada yang kasih Rp15 ribu, Rp25 ribu dan Rp50 ribu. Tapi ada juga yang kasih Rp100 ribu,” aku Iwan.

Mencukur rambut di rumah pelanggan, lanjutnya dia mengaku selalu menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. “Saya pakai masker dan selalu cuci tangan dan pakai hand sanytaizer gitu. Begitu juga dengan costumer. Saya tetap taat dengan protokol kesehatan,” katanya.

Setelah hampir dua minggu menjalankan pekerjaan seperti ini, dirinya sudah merasa nyaman. Namun, walaupun demikian ia berharap pandemi corona ini cepat selesai. “Yang penting saya bisa bekerja bang,” ujar dia.

Penulis : Saut

Editor : Jelita Damanik

Related Articles

Latest Articles