9.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Orang Terkaya Dunia dari Zimbabwe, Ini Kisah Hidupnya

Jakarta, MISTAR.ID

Tidak sedikit kisah orang terkaya dunia diawali dari cerita miris di masa kecil mereka. Cerita klasik mulai dari miskin, pendidikan rendah, hingga jatuh bangun meniti bisnis disiarkan berulang-ulang. Tapi, tidak demikian halnya dengan Strive Masiyiwa, satu-satunya orang terkaya di dunia yang berasal dari Zimbabwe.

Masa kecil pendiri perusahaan telekomunikasi Econet Wireless Zimbabwe ini tidak kekurangan. Bahkan, boleh dibilang Masiyiwa hidup di mimpi banyak anak-anak di dunia.

Sang ibu yang seorang pengusaha, mampu mengongkosi Masiyiwa sejak usianya masih 12 tahun untuk menempuh sekolah swasta terbaik di Edinburgh, Skotlandia.

Strive Masiyiwa dinobatkan sebagai pengusaha paling berpengaruh setelah ditolak membangun bisnis telekomunikasi di negara asalnya, Zimbabwe.(foto:Getty Images via AFP/Riccardo Savi).

Ketika lulus pada 1978, Masiyiwa sempat kembali ke tanah kelahirannya. Ia berniat untuk bergabung dengan pasukan gerilya anti-pemerintah.

Baca Juga: Kisah Septian Wansa, Pedagang Cilok Keliling yang Sukses Hingga Bisa Beli Mobil

Tujuannya, memenuhi ‘panggilan’ alam bawah sadarnya untuk membantu negaranya yang terus terpuruk setelah perang kemerdekaan pada 1980 silam.

Namun, nasib berkata lain, lelaki kelahiran 29 Januari 1961 itu malah kembali ke bangku sekolah dan menempuh pendidikan tinggi. Ia memperoleh gelar di bidang teknik elektro dari University of Wales pada 1983.

Ia baru kembali ke Zimbabwe pada 1984. Di sanalah, Masiyiwa mendirikan sendiri perusahaannya. Meskipun, pengalaman kerja Masiyiwa baru seumur jagung di BUMN industri komputer di Cambridge, Inggris.

Baca Juga: ‘Soft Skill’ yang Anda Perlukan untuk Sukses dalam Pekerjaan

Tak butuh waktu lama untuk Masiyiwa bersinar. Hanya dalam lima tahun, ia berhasil muncul sebagai salah satu pelaku industri terkemuka di Zimbabwe, dari membangun bisnis kelistrikan.

Kemudian, ketika bisnis telepon seluler atau ponsel booming, ia tak mau ketinggalan momentum. Ia pun mengekor, mengikuti arus melebarkan sayap bisnisnya ke bisnis telekomunikasi.

Sayang, bisnis diversifikasi itu pun tak semulus bayangannya. Pemerintah Zimbabwe Robert Mugabe menolak memberi Masiyiwa izin mengorbitkan Econet Wireless. Tapi, Masiyiwa bukan orang yang pasrah.

Baca Juga: Karakteristik Paling Unik dari Orang Sukses

Masiyiwa mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi Zimbabwe dengan alasan pelanggaran kebebasan berekspresi. Ia menghabiskan 5 tahun memperjuangkan haknya untuk berbisnis di bidang telekomunikasi. Bahkan, Masiyiwa di ambang kebangkrutan saat memperjuangkan haknya.

Usahanya tidak sia-sia. Pengadilan Zimbabwe memutuskan membela Masiyiwa. Ia melenggang berbisnis, sekaligus menorehkan sejarah menghapus monopoli negara di bidang telekomunikasi.

Tangan dingin Masiyiwa membawa Econet Wireless melantai di bursa saham lokal pada 1998. Saat ini, Econet Wireless tercatat menjadi perusahaan raksasa yang mendominasi ekonomi Zimbabwe, dan membuat kekayaan Masiyiwa mencapai US$1,5 miliar.

Karena kantong tebalnya itu, Forbes mendapuknya masuk daftar orang paling tajir di dunia, satu-satunya yang berasal dari Zimbabwe.

Meskipun, di negara asalnya, Masiyiwa menduduki urutan ke-16 sebagai orang terkaya.

Kendati kaya raya dan dielu-elukan oleh sebagian besar masyarakat, Masiyiwa tak dihargai oleh pemerintahnya. Ia mendapatkan persekusi dari pemerintah setempat. Karenanya, ia sempat melarikan diri ke Afrika Selatan.

Ia menetap di sana selama 10 tahun dan mendirikan The Econet Wireless Group, bisnis baru yang terpisah dari entitasnya di Zimbabwe.

Bisnis barunya mencakup Econet Wireless International, Mascom Wireless Botswana, Airtel Nigeria, Econet Satellite Services, Lesotho Telecom, Rwanda Telecom, Econet Wireless Burundi, Solarway.

Tidak hanya di Afrika, Masiyiwa juga merambah bisnis telekomunikasi di Inggris, AS, Amerika Latin, Selandia Baru.

Setelah 10 tahun sukses besar di Afrika Selatan, Masiyiwa memutuskan hijrah ke London. Secara total, operasi bisnisnya tercatat di lebih dari 20 negara di Afrika. Belum termasuk, entitas bisnisnya di Uni Emirat Arab dan China.

Dermawan

Sepak terjang Masiyiwa menggema hingga membuatnya mendapatkan kursi di PBB sebagai dewan penasihat. Sebelumnya, sederet penghargaan bergengsi telah diraihnya, seperti satu dari 10 orang muda paling berprestasi di dunia.

Pada 2002, ia sempat masuk dalam daftar Times Global Business Influentials. Jajak pendapat CNN bahkan mendapuk Masiyiwa sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di dunia.

Ia juga dinobatkan sebagai satu dari 25 Leaders of Africa’s Renaissance Award pada 2011 lalu, dan menjadi satu dari 20 pebisnis paling kuat di Afrika oleh Forbes.

Tidak heran, nama Masiyiwa banyak terpampang sebagai anggota dewan di banyak perusahaan kelas kakap dan lembaga, seperti Unilever, Netflix, Bank of America, Prince of Wales Trust, The Rockefeller Foundation, hingga Universitas Stanford.

Pun demikian banyak yang digelutinya, Masiyiwa tetap dikenal sebagai salah satu dermawan paling produktif. Ia menggunakan kekayaannya sendiri membangun program dukungan terbesar untuk mendidik anak yatim piatu di Afrika.

Ia juga terlibat dalam banyak kampanye kesehatan melawan HIV/AIDS, kanker serviks, malnutrisi, ebola, dan yang teranyar, covid-19.(CNN/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles