11.7 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Ojol Medan ‘Menjerit’ akibat Kenaikan BBM, Desak Penyesuaian Tarif Driver

Medan, MISTAR.ID

Adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat driver ojek online (ojol) di Medan menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dilakukan Pemerintah. Karena, akan membuat kondisi para driver ojol semakin terpuruk.

Seperti yang diungkapkan Parwito salah satu driver ojol roda empat kepada Mistar. Menurutnya yang terdampak akan kenaikan BBM ini bukan hanya driver ojol saja namun seluruh masyarakat Indonesia karena bahan sembako otomatis ikut naik.

“Ibarat kita ini jantungnya yakni minyak itu (BBM). Kalau naik ya udahlah dampaknya semua harga bahan pokok akan naik. Nah, driver kek kami ini kalau ongkosnya gak dinaikkan ya menjeritlah kami ini. Makanya sangat terbebani naiknya minyak ini. Biasa isi pertalite Rp100 dapat 12 liter setengah kalau sekarang hanya sekitar 10 liter ajalah,” bebernya.

Baca juga:Soal BLT Rp600 Ribu untuk Driver Ojol Hingga Nelayan, Ini Kata Dinsos Siantar

Terpisah, Ketua Umum Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams) Agam Zubir menyampaikan sikap ojol Kota Medan dan Sumatera Utara tentang kebijakan pemerintah pusat dan sangat menolak akan kenaikan ini.

“Karena, menaikkan BBM bersubsidi Pertalite, yang merupakan sumber utama pemakaian bahan bakar mayoritas bagi kendaraan rekan-rekan driver ojek online dalam bekerja. Kami sangat menyesalkan akan kenaikan ini,” bebernya.

Godams sendiri merupakan organisasi bagi driver ojol mencakup Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan sekitarnya. Lanjut, Agam mengatakan kenaikan harga BBM akan menambah penderita bagi rakyat, termasuk driver ojol.

“Kami para ojol di Medan dan Sumut, sangat menyesalkan kenaikan BBM ini. Kebijakan tidak populer di tengah perjuangan masyarakat yang baru saja keluar dari dampak tekanan ekonomi akibat Covid-19,” ucap Agam.

Agam menilai kenaikan BBM ini, akan disertai dengan kenaikan bahan pokok lainnya. Sedangkan, tarif ojol sendiri tidak naik dan ditambah lagi, kondisi order semakin sunyi.

“Kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Namun, pendapatan driver masih banyak yang belum stabil untuk sebuah standar kelayakan. Ditambah lagi, Kelayakan jauh dari pendapatan untuk menutupi pengeluaran wajib selama ini, seperti untuk pembelian kebutuhan pangan atau sembako, listrik, bensin, paket nelpon atau data internet, perawatan rutin kendaraan dan lainnya,” kata Agam.

Baca juga:Tarif Ojol Naik 30 Persen Lebih, Ekonom: Sebaiknya Dilakukan Secara Moderat

Dengan itu, Agam mengatakan pihaknya meminta para aplikator yang beroperasi di Kota Medan dan sekitarnya, seperti Gojek, Grab, Maxim, Shopefoad untuk juga melakukan penyesuaian tarif.

“Kami minta para aplikator untuk segera melakukan melakukan penyesuaian kepada driver pasca kenaikan BBM. Karena, tarif yang diterima saat ini sangat tidak sesuai dengan biaya pengeluaran ditambah lagi untuk kebutuhan hidup. Kami juga meminta pemerintah untuk mengeluarkan penyesuaian tarif ojol yang pro kepada driver. Kemudian, jaminan insentif yang adil bagi penambahan pendapatan driver, yang telah bekerja menyelesaikan target trip order setiap harinya,” pungkas Agam. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles