9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Miris! Siswi Kelas 2 SD Tak Bisa Belajar Karena Tak Punya Android

Medan, MISTAR.ID

Seorang ibu orangtua siswi Kelas 2 SD Negeri 060791 Medan mengeluhkan nasib pendidikan anaknya yang sudah tidak belajar sejak pandemi karena tidak memiliki android. Hal ini diungkapkan Yenni Susanti (35) orangtua Salsabila kepada wartawan, Kamis (15/10/20).

Yenni mengungkapkan, ia seorang buruh cuci dan suaminya Rudi (41) penarik beca tak punya android yang bisa dipakai anaknya untuk belajar daring. Sebenarnya kata dia, hal ini telah ia ungkapkan kepada wali kelas Salsabila saat pembagian raport siswa beberapa waktu lalu. “Pandai-pandai ibulah,” kata Yenni menirukan perkataan sang wali kelas.

Yenni mengaku hanya bisa mengajari Salsabila baca tulis seadanya. Itupun kalau dia tidak lelah pulang berjualan. Malam harinya, dia sempatkan mengajari Salsabila baca tulis. “Aku kan nyuci gosok Pak. Sorenya, jualan keripik dan jangek. Kalau sempat, malamnya kuajari dia baca tulis. Cuma itulah, Pak,” ungkapnya.

Baca juga: PT Pegadaian Siantar Luncurkan Program Gadai Peduli “Solusi Belajar Daring” di Tengah Pandemi, Baca Syaratnya!

Menurut Yenni, sejak Maret hingga sekarang, tak pernah gurunya datang ke rumah berkunjung atau sekadar memberi tugas. Sehingga, aktivitas Salsabila hanya main-main, nonton televisi di rumah. Sasabila juga sering ikut menemani ibunya berjualan keripik dan jangek.

Nasib Salsabila agak berbeda dengan kakaknya, Silvia Maharani (11), siswa kelas 5 di SD swasta, di Tembung. Silvia masih mengikuti pembelajaran dengan mengunjungi rumah gurunya tiga kali semingggu. Ia belajar setiap Selasa, Kamis dan Sabtu dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Meskipun Silvia menunggak uang sekolahnya dari sejak kelas 4 hingga kelas 5 SD.

“Gurunya udah bolak-balik datang ke rumah, nagih. Tapi dia masih bermurah hati. Kami janjikan, nanti kalau ada duit, kami cicil,” pungkas Yenni.

Sejak pandemi ini, kegiatan belajar-mengajar di kelas ditiadakan dan diganti dengan metode belajar dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan android. Sementara luring dilakukan dalam bentuk pemberian modul belajar oleh sekolah kepada siswa-siswi yang bisa diambil setiap pekan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Adlan, mengatakan bahwa pihaknya akan menelusuri keluhan Yenni. “Saya sudah perintahkan kepala seksi kurikulum SD untuk melakukan pengecekan apakah benar ada demikian atau tidak,” kata Adlan ketika dikonfirmasi.

Adlan menegaskan bahwa ada dua metode pembelajaran selama pandemi Covid-19. Pertama melalui daring (dalam jaringan) atau pembelajaran online dengan bantuan perangkat handphone. Kedua, pembelajaran luring (luar jaringan).

“Kalau luring pihak sekolah memberikan modul pembelajaran kepada siswanya, bisa diambil setiap minggu di sekolah. Begitupun kita cek informasinya,” pungkasnya. (iskandar/hm09).

Related Articles

Latest Articles