29.2 C
New York
Thursday, May 9, 2024

Minyak Atsiri Hanjeli dan Jamblang Masih Dikembangan Sebagai Obat Covid-19

Medan, MISTAR.ID

Penelitian obat cegah Covid-19 dari minyak Atsiri Hanjeli yang diketuai dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Diky Setya Diningrat masih terus dikembangkan.

Ini adalah tahun kedua Diky dan dua temannya sesama dosen dari UPI Bandung dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, melakukan penelitian. “Ini lebih baik dari obat yang sekarang digunakan. Insya Allah tahun ini akan diujicoba ke manusia,” ujar Diky kepada Mistar, Jumat (21/5/21).

Penelitian ini, kata Diky, berawal dari kegelisahan tingginya angka kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia. Kemudian ia bersama tim melakukan uji coba minyak atsiri hanjeli, sebagai upaya pencegahan supaya tidak tertular virus corona dengan menggunakan bahan alami.

Baca Juga:3 Dosen Klaim Temukan Obat Cegah Covid-19

Diky kemudian menjelaskan bagaimana cara kerja minyak atsiri hanjeli. Diky dan timnya meyakini minyak atsiri hanjeli berkemampuan sebagai antivirus dan jamblang sangat tinggi kandungan antioksidannya.

“Senyawa ini berpotensi sebagai Angiotensin Converting Anzyme (ACE) Inhibitor. Kami telah menganalisis isi kandungan senyawa bioaktif minyak atsiri hanjeli dan jamblang dalam aktivitasnya sebagai antivirus dan antioksidan untuk ACE inhibitor dengan pendekatan analisis metabolomik,” sebutnya.

Menurut Diky, ada tiga dasar penelitian ini dilakukan. Pertama, performa fenomena pandemi Covid-19 perlu solusi pencegahaan. Kedua, ACE2 di membran sel yang menjadi pintu masuk Covid-19 ke dalam tubuh manusia dan ketiga, senyawa yang bersifat sebagai ACE inhibitor dapat mencegah infeksi Covid-19.

Dia menilai, obat-obatan penghambat ACE (ACE Inhibitor) dipercaya oleh dokter-dokter dapat menjadi solusi pencegahan Covid-19. Obat-obatan ACE Inhibitor adalah golongan obat yang menghambat kerja enzim angiotensin-converting enzyme, yakni enzim yang berperan dalam sistem renin-angiotensin tubuh yang mengatur volume ekstraseluler, dan vasokonstriksi arteri.

“ACE2 telah diyakini sebagai tempat masuk virus Covid-19 ke dalam tubuh manusia dan telah dibuktikan kebenarannya (Zhao et al, 2020). Kami kemudian memberikan ide solusi yaitu minyak atsiri hanjeli yang diketahui memiliki kemampuan sebagai anti virus dan jamblang sangat tinggi kandungan antioksidannya berpotensi sebagai ACE inhibitor,” sebutnya.

Baca Juga:WHO: Jangan Gunakan Remdesivir sebagai Obat Covid-19

Pada penelitian tahun pertama, Diky dan timnya telah menganalisis isi kandungan senyawa bioaktif minyak atsiri hanjeli dan jamblang dalam aktivitasnya sebagai antivirus dan antioksidan untuk ACE inhibitor dengan pendekatan analisis metabolomik.

Di tahun kedua, kata Diky, peneliti melakukan uji kemampuan bioaktivitas ACE inhibitor masing-masing minyak atsiri. Pada tahun ketiga nanti, kata Diky, akan diuji kombinasi terbaik kemampuan bioaktivitas ACE inhibitor untuk mencegah infeksi Covid-19.

“Jadi implementasi dan perkembangan hasil penelitian ini merupakan hasil analisis metabolomik senyawa bioaktif hanjeli dan jamblang, menunjukkan kandidat sebagai antiviral dan berperan sebagai ACE inhibitor dengan pengujian molecular docking,” jelasnya.

Pada tahun ini, pengujian molecular docking dilanjutkan dengan pengujian bioaktivitas dari senyawa bioaktif sebagai ACE Inhibitor. Data pada tahun kedua ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat untuk implementasi tahun ketiga berupa kombinasi terbaik minyak atsiri hanjeli dan jamblang yang memiliki kemampuan bioaktivitas sebagai ACE inhibitor pencegah Covid-19.

“Adapun manfaat hasil dari penelitian ini dapat menghasilkan database senyawa bioaktif antiviral dari minyak atsiri hanjeli dan jamblang. Senyawa antiviral yang diperoleh dapat dijadikan kandidat sebagai ACE Inhibitor murni secara farmakologi atau digunakan umum sebagai herbal. Minyak atsiri hanjeli dan jamblang dapat dijadikan sebagai herbal antiviral ACE Inhibitor,” katanya.

Baca Juga:Obat Covid-19 Kalbe Farma Harganya Rp3 Juta per Dosis

Saat ini, minyak atsiri hanjeli akan dikembangkan bersama IA ITB Sumatera Utara di daerah Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan dengan mengembangkan kawasan desa wisata hanjeli dan perkebunan hanjeli yang mendukung untuk produksi minyak atseri hanjeli.

Diky berharap temuan ini dapat memberikan masukan dan rekomendasi bagi pemerintah dalam penanganan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Sehingga Covid-19 dapat segera berakhir atau setidaknya tidak akan ada lagi masyarakat Indonesia yang meninggal karena Covid-19.

“Jadi fungsinya ada dua sebenarnya. Jika digunakan bagi orang yang belum terkena virus Covid-19, ini akan menjadi pencegah. Dan jika dikonsumsi bagi yang sudah terkena, akan bersifat mengobati,” ujar Diky.

Diketahui, seorang dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Diky Setya Diningrat mengklaim bahwa pihaknya menemukan obat untuk mencegah infeksi Covid-19. Temuan obat ini, setelah dilakukan peneletian bersama UPI Bandung dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. (ial/hm12)

Related Articles

Latest Articles