11.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Menlu Retno Marsudi: Perempuan Bisa Jadi Agen Perdamaian Dunia!

Medan, MISTAR.ID

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, perempuan bisa menjadi agen perdamaian. Hal ini dikatakannya saat berdiskusi dalam webinar virtual bertajuk “Perempuan dan Perdamaian Dunia” bersama ratusan peserta yang berasal dari jurnalis FJPI seluruh Indonesia, Sabtu (6/3/21).

Ia menegaskan pentingnya peran perempuan dalam berbagai lini kehidupan demi kehidupan sebuah negara yang lebih adil dan sejahtera. “Perempuan bisa jadi agen perdamaian dan toleransi dunia salah satunya menjadi diplomat. Dimana profesi ini menjadi garda terdepan. Para diplomat melakukan dialog, negosiasi, dan menjaga hubungan baik antar negara, untuk menciptakan perdamaian dunia. Sayangnya perempuan masih memiliki tantangan lebih besar dibandingkan laki-laki,” sebut Retno pada diskusi yang dilakukan dalam rangka memperingati hari Perempuan Internasional yang akan diperingati hari ini, 8 Maret 2021.

Sosok perempuan yang telah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI dan telah 35 tahun mengabdi di Kementerian Luar Negeri RI ini menjelaskan, ketika mengawali kariernya sebagai diplomat sekitar tahun 1984, Retno melihat bahwa profesi ini memang lebih dikuasai laki-laki.

Baca Juga:Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Brayan Medan

“Masa itu hanya ada sekitar 10 persen perempuan yang menjadi diplomat. Meskipun begitu, kini semakin banyak perempuan yang terlibat dalam profesi ini. Sekarang sudah sebanding perempuan dan laki-lakinya, bisa 45-55 atau bisa 50-50,” jelasnya.

Perubahan positif ini dapat terjadi, salah satunya karena adanya kebijakan-kebijakan yang memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi. Salah satunya adalah penghapusan larangan pernikahan sesama diplomat.

Selain mengenai diplomat, Retno juga berdiskusi mengenai Indonesia yang ikut serta dalam upaya perdamaian dunia, termasuk terkait kekerasan militer di Myanmar yang baru-baru ini terjadi.

Baca Juga:Perempuan Muda Dibunuh 11 Tusukan, Dibuang di Jalan Medan-Binjai

Dalam diskusi yang dipandu langsung oleh Ketua FJPI Pusat Uni Lubis tersebut, Retno mengatakan, mulai dari persoalan perdamaian dunia, TKW, Covid-19 hingga soal affirmative kebijakan kesetaraan gender di lingkungan Kementerian Luar Negeri sendiri sudah dibahas.

“Ada sejumlah kebijakan internal yang dilakukan terkait kebijakan berbasis kesetaraan gender. Di antaranya adalah membuka Daycare (penitipan anak) di lingkungan kantor bagi pegawai dan membolehkan pernikahan pasangan diplomat, sehingga diplomat perempuan yang dulunya kebanyakan harus mengundurkan diri kini bisa terus aktif bekerja,” terangnya.

Terakhir dalam diskusi tersebut, Retno menutup dengan kalimat “Investing in women is investing in bright future” yang artinya “berinvestasilah” pada perempuan untuk masa depan yang cerah. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles