12.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Malam Pertunjukan Budaya Deli Serdang

Lubuk Pakam | MISTAR.ID – Banyak cara untuk melestarikan Budaya, salah satunya adalah dengan kegiatan pertunjukan. Tentu saja, dukungan dan apresiasi dari pemerintah sangat penting untuk memperkuat pelestarian budaya. Salah satunya seperti yang digelar akhir pekan ini, Malam pertunjukan Budaya Deli Serdang.

Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan bersama istri, Ny. Hj Yunita Ashari Tambunan merasa bergembira menyaksikan pergelaran malam Pertunjukan Budaya Deli Serdang di Pusat Promosi Produk Unggulan Daerah (P3UD) Tanjung Morawa,Sabtu (30/11) malam.

Sebelum sesi penampilan akhir, saat pergelaran budaya Melayu yang disuguhkan oleh Perkumpulan Pakpung Deliserdang, bupati dan istri turut berjoget bersama para penari dan pejabat lainnya. Bahkan, mantan Wabup Zainuddin Mars dan istri, mantan asisten I Syafrullah dan istri, serta para camat dan undangan lainnya tak kuasa mengelak untuk menari.

Bupati Ashari Tambunan dalam sambutannya mengatakan, konteks kebudayaan yang diwariskan para leluhur terdahulu tidak boleh sirna dari bumi Deliserdang. Apalagi Kabupaten Deli Serdang didiami berbagai etnis dan suku bangsa yang juga memiliki kebinekaan seni dan budaya.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Sehingga peninggalan seni dan budaya tradisional tidak luntur dan tetap lestari di masyarakat. Ini sangat penting, terlebih untuk diperkenalkan kepada generasi muda yang kini diterpa masuknya berbagai budaya asing,” kata Ashari.

Dijelaskan Ashari,di Deliserdang ada etnis Melayu, Jawa, Batak, Simalungun, Karo, dan lainnya. Semua keberadaan etnis dan suku bangsa ini membuat Deli Serdang kaya dengan keberagaman.

“Semuanya tumbuh berkembang dan lestari untuk kita wariskan kepada anak cucu nantinya,” paparnya.

Sebelumnya, Kadis Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Khoirum Rizal mengatakan, pertunjukkan yang mengangkat tema “Merajut Kepingan Budaya” itu bertujuan melestarikan dan
mewarisi kebudayaan agar tak tergerus kemajuan zaman. Karena itu, ia mengajak masyarakat menggali, mewarisi dan mengembangkan kebudayaan yang hampir punah di tengah masyarakat.

“Pertunjukkan budaya malam ini juga sebagai wadah ekspresi bagi para pelaku seni yang ada di Deli Serdang. Ke depan, pergelaran seperti ini akan lebih kita tingkatkan. Sebab, masih banyak budaya lokal yang masih lestari, namun belum sepenuhnya kita gali,” ujar Khoirum.

Disaksikan seribuan penonton, pertunjukkan budaya itu diawali dengan atraksi silat puntaw dan hadrah (puji-pujian) yang ditampilkan Sanggar Rumpun Budaya Deli Serdang. Kemudian penampilan makyong (sandiwara tradisional Melayu) oleh para seniman yang tergabung dalam Sanggar Sinar Budaya Kesultanan Serdang.

Kesenian makyong yang sudah langka tersebut mampu menyedot perhatian penonton. Selain para pelakonnya yang komunikatif dan melibatkan penonton untuk menyampaikan pesan tersirat, juga disuguhkan secara kocak.

Selain makyong, penampilam berikutnya ketoprak dor dari Sanggar Siswo Trisno Budoyo, Sampali, Deli Serdang. Disayangkan, ide cerita yang ditampilkan tidak kekinian. Bahkan bahasa yang digunakan juga bercampur dengan bahasa inggil (Jawa). Sehingga kadang penonton hanya terpaku tapi tidak paham apa yang dibicarakan.

Tari manduda yang ditampilkan Sanggar Rumpun Budaya Deli Serdang berikutnya, menjadi jeda sebelum gelaran berlanjut. Suasana kembali mencair saat Munir Nasution dan Syahtial Felani bersama grupnya, Perkumpulan Pakpong Deli Serdang mampu memberikan hiburan segar.

Tidak hanya dari lagu dan tari, tapi juga melalui dialog yang humoris dan mengocok perut penonton. Sebagai pemungkas, sekelompok generasi milenial menampilkan kolaborasi musik tradisonal dan modern untuk mengiringi lagu Si Togol.

Penulis : iqbal
Editor : Rika

Related Articles

Latest Articles