Samosir, MISTAR.ID
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Aceh (Wilayah Kerja Provinsi Aceh -Sumatera Utara) menggelar Bimtek Manajemen Pengelolaan Desa Adat se-kawasan Danau Toba yang akan digelar selama 3 hari ya ng d imulai sejak Senin (22/3/21) sampai Kamis (25/3/21) di Hotel JTS Parbaba, Kecamatan Pangururan.
Bimtek Manajemen Pengelolaan Desa Adat se-kawasan Danau Toba dibuka secara resmi oleh Plh Bupati Samosir Jabiat Sagala, yang dihadiri oleh Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh, Ironi Dewi Wanti, Kepala Museum Nasional  Sri Hartini, Kepala Dinas Budpora Samosir Waston Simbolon, Kepala Dinas Pariwisata Samosir Dumosch Pandiangan dan Kepala Desa Panglipuran, Bali yang merupakan Desa Kedua terbersih di dunia.
Jabiat Sagala mengapresiasi kegiatan Bimtek tersebut dilaksanakan, mengingat kawasan Danau Toba yang disokong oleh keberadaan desa-desa adat di daerah sekelilingnya.
Baca Juga:Penenun Samosir Ikuti Pelatihan Cara Mewarnai Ulos Secara Alami
“Masih banyak desa -desa yang pola dan prinsipnya hidupnya cenderung bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal maka dengan menjaga keberadaan desa adat maka secara langsung juga akan membantu terjaganya kelestarian budaya karena desa adat adalah pewaris, pelestari sekaligus pelaku aktif kearifan lokal,” ungkap Jabiat.
Lebih lanjut Jabiat mengatakan bahwa membangun desa adat haruslah dari sepenuh hati dengan menghargai apa yang sudah dijaga dan dijalankan oleh para generasi terdahulu.
“Sebuah desa adat harus bisa menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan desa yang lebih spesifik dan mandiri dan suatu desa akan maju apabila masyarakatnya menjalankan serta melestarikan budaya leluhurnya, menjaga arsitektur bangunan adatnya serta melestarikan sistem pengolahan lahan berdasarkan konsep luhur Tri Hita Karana (Bali) yakni keseimbangan hubungan antara Tuhan, Manusia dan lingkungannya,” jelasnya. (Josner/hm13)
