8.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Kekosongan Minyak Goreng Karena Distribusi Belum Lancar, Masyarakat Jangan Panic Buying!

Medan, MISTAR.ID

Pasca kebijakan pemerintah yang menetapkan harga minyak goreng Rp14.000 per liter, hingga kini masih terjadi kekosongan di pasar modern. Meski demikian, ketersediaan pasokan diklaim tetap aman, hanya saja distribusinya yang belum lancar.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Aspan Sofian mengatakan sebenarnya stok barang tersedia namun tinggal distribusinya saja. “Ketersedian minyak goreng di Sumut ini terjamin. Karena terjadinya kenaikan harga ini maka ada pemikiran dari masyarakat adanya penurunan dari pemerintah ini hanya satu hari saja. Mengingat selama ini harga minyak goreng sudsh Rp18.000 per liter di pasaran. Padahal harga minyak goreng yang turun ini berlanjut 6 bulan ke depan sesuai kebijakan kementerian dalam rangka memberikan subsidi pada masyarakat,” jelasnya pada wartawan, Kamis (28/1/22).

Untuk itu, Ia mengingatkan agar masyarakat jangan panic buying. Sebab ketersedian minyak goreng di Sumut mencukupi.  “Ketersedian minyak goreng kita cukup. Apabila nanti pihak produsen tidak menyalurkan pada distributor kita berikan sanksi berupa tindakan,” tegasnya.

Baca Juga:Atas Capaian Opini WTP, Pemkab Karo Terima Pengharagaan dari Menkeu

Hal senda yang diungkapkan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumut, Barita Sihite berdasarkan hasil monitoring ke distributor minyak goreng di Medan diketahui pasokan masih cukup aman untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Namun aksi panic buying yang terjadi di masyarakat pasca satu harga yang ditetapkan pemerintah, mengakibat minyak goreng kosong di pasar modern.

“Jadi khusus minyak goreng ini memang kan ada dua, satu di pasar modern dan di pasar tradisional. Di pasar modern itu harganya kan memang sudah pernah Rp 14.000 per liter,” ujarnya.

Harga yang turun ini membuat warga memborong minyak goreng karena ada kekhawatiran komiditi ini kembali melambung. Terlebih di pasar tradisional minyak goreng ini masih dipasarkan mahal dikisaran Rp17.000 hingga Rp18.000 per liternya.

Baca Juga:Peredaran Rokok Ilegal Rugikan Negara, Produsen Harus Ditindak

Masih mahalnya harga minyak goreng di pasar tradisional ini, karena pemerintah masih diberikan toleransi bagi pedagang untuk melakukan penyesuaian harga sesuai. Sebab pedagang ini membeli putus dari distributor. Sehingga kemudian langsung, munculnya persoalan kekosongan minyak goreng ini. “Jadi perlu juga untuk diinformasikan kepada masyarakat, pemerintah menjamin ketersediaan. Jangan diborong gitu,” sebutnya.

Untuk minyak goreng di pasar tradisional ini, lanjutnya, hingga saat ini pedagang masih menggunakan harga lama. Sehingga mereka diberikan toleransi. “Itu karena belinya itu kan beli putus. Jadi sekarang sudah ada yang mengatur. Jadi sekarang lagi dihitung ini supaya pedagang pasar tradisional, nanti bisa merembes ke distributor di mana dia membeli barang itu,” terangnya.

Ditambahkannya bahwa di awal kebijakan ini diterapkan, pedagang hanya diberikan waktu sepekan untuk melakukan penyesuaian harga. Namun melihat kondisi yang ada, pedagang diberikan toleransi untuk melakukan penyesuaian, mengingat mereka juga sudah menyediakan stok sebelum kebijakan satu harga minyak goreng ini dikeluarkan pemerintah.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles