27.4 C
New York
Friday, May 3, 2024

Guru Hina Siswa, Wakil Ketua DPRD Medan Datangi SMPN 28

Medan, MISTAR.ID

Merespons pengaduan siswa yang kerap dihina sebagai siswa miskin dan bodoh, Wakil Ketua DPRD Medan H Ihwan Ritonga SE mendatangi SMPN 28 Medan yang berada di Jl Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor, Selasa (11/1/22).

Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan itu diterima Kepala Sekolah (Kepsek) Horas Pohan didampingi dua guru kelas, Refia Samosir dan Masrohima yang dituduh melecehkan siswa miskin dan bodoh.

Dikatakan Ihwan Ritonga, salah satu siswa kelas IX F berinisial I kerap mendapat cacian dari guru dengan disebut miskin dan bodoh. “Pengaduan itu sudah dua kali kita terima dari siswa yang sama. Maka untuk klarifikasi, kita pertemukan siswa dan gurunya guna menyejukkan suasana,” ujar Ihwan Ritonga.

Baca juga:Zufry Hasdury, Dosen UNA Masuk 65 Besar Mentor Pejuang Muda Perguruan Tinggi Se-Indonesia

Dijelaskan Ihwan, bahwa I merupakan salah satu siswa binaannya dan merupakan anak yatim piatu yang benar miskin tapi berprestasi. “Saya yang menanggungjawabi biaya sekolah anak itu (I), bahkan sampai kuliah kalau terus berprestasi. Dan saya tegaskan, bila ada anak warga miskin yang putus sekolah, kita siap menanggung segala keperluannya, tapi berprestasi,” tegas Ihwan.

Lanjutnya, dirinya pun berharap ke depannya tidak ada lagi ucapan penghinaan dan cacian dari guru kepada anak didik yang sangat mengganggu psikologis anak serta berdampak menurunnya minat sekolah.

“Memang benar I ini anak susah, tapi jangan lah diejek lagi. Anak ini berprestasi, dan saya yang menanggung segala keperluan sekolahnya. Kepada Kepsek dan guru diharapkan mampu memotivasi siswa agar belajar dengan baik. Kita harapkan jangan ada lagi penghinaan dari guru kepada siswa begitu juga sebaliknya dan sesama siswa,” tandas Ihwan.

Baca juga:China Larang TK Berikan Hukuman Fisik Pada Anak Didiknya

Menanggapi pernyataan Ihwan, Kepsek SMPN 28 Medan Horas Pohan pun meminta maaf bila terjadi kesalahpahaman atas adanya ucapan yang mungkin terlanjur dari guru. “Saya berjanji tidak akan terulang ucapan yang sama dari guru kepada seluruh siswa. Saya siap menjamin kenyamanan seluruh siswa,” janji Horas.

Sementara Refia Samosir mengaku minta maaf bila ada tercetus perkataan cacian. “Semua itu tanpa kesengajaan untuk melakukan penghinaan. Adanya perkataan itu sama sekali tidak kesengajaan,” aku Samosir. (rahmad/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles