Medan, MISTAR.ID
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi belum bisa memastikan kapan anak-anak bisa masuk sekolah. Ia masih belum mengijinkan pembelajaran tatap muka dilakukan di Sumut.
Pasalnya, Pemprovsu masih meminta masukan dari pakar kesehatan anak, psikolog dan perwakilan tokoh-tokoh orangtua untuk mengkaji kesiapan pembelajaran tatap muka.
“Setelah kita mengkaji ini semua baru bisa mengambil satu keputusan tentang pendidikan ini,” kata Edy Rahmayadi usai rapat paripurna penyerahan hasil laporan pemeriksaan LKPD Pemprovsu TA 2019 di DPRD Sumut, Selasa (16/6/20).
Baca juga: “KEGIATAN PENDIDIKAN dan SOSIAL PADA MASA TRANSISI”
Baca juga: Masa Transisi, Jumlah Siswa di Kelas: SD-SMA 18 Orang, SLB dan PAUD 5 Orang
Saat ini, draf New Normal yang dibuat Pemprovsu sedang dibahas di pemkab/pemko sehingga nantinya penerapan kenormalan baru itu sesuai dengan kebutuhan daerah zona hijau, kuning, orange dan merah.
“Saat ini draf yang kita bikin akan koordinasi dengan para pakar di kabupaten dan kota. Itulah yang tadi sedang dibahas, mana yang cocok dilakukan, kurang ditambahkan dan tidak cocok di kab/kota itu dicoret,” kata Edy.
Ditegaskannya, penerapan new normal bukan persoalan cocok atau tidak cocok dilakukan, tapi menyesuaikan dari kondisi yang ada. Sebab, Covid-19 menjadi bagian dari hidup kita.
“Kita harus berada dalam kondisi apakah itu zona merah, orange, kuning dan hijau, hanya pelaksanaannya yang berbeda-beda. Seperti zona merah, maka pengaturan protokol kesehatan akan lebih ketat, apabila tidak dilakukan maka punishment bisa lebih ketat,” tegasnya. (Edrin/hm06)
