9.6 C
New York
Monday, May 13, 2024

Gubernur Sumut: Warning! Produsen Minyak Goreng Jangan Manfaatkan Situasi

Medan, MISTAR.ID

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mewarning kepada perusahaan sebagai produsen minyak goreng untuk tidak bermain-main dan memanfaatkan kondisi saat ini. Produsen minyak goreng untuk tidak bermain-main dan memanfaatkan situasi atas mahalnya harga minyak goreng saat ini, demi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

Hal ini diungkapkannya melalui halaman Instragram (IG) resmi miliknya @edy_rahmayadi. Bahkan, Gubernur Edy memerintahkan Satgas Panganan Sumut untuk melakukan pengawasan ketat terkait dengan temuan salah satu oknum produsen minyak goreng yang diduga melakukan penimbunan minyak goreng berjumlah 1,1 juta kilogram di sebuah gudang di Kabupaten Deli Serdang pada Kamis (18/2/2022) dalam sidak yang dilakukan Tim Satgas Pangan Sumut.

“Ditengah kesulitan masyarakat saat ini, masih ada saja pasti oknum-oknum yang cari kesempatan. Kuat dugaan saya, dibalik kelangkaan minyak goreng belakangan ini pasti ada pemain di belakangnya,” kata Edy yang dikutip Mistar melalui Instagramnya, Sabtu (19/2/22).

Baca juga:Gawat! Ada Dugaan Penimbunan 1,1 Juta Kilogram Minyak Goreng di Gudang Deli Serdang

Mantan Pangkostrad itu, sudah curiga dengan kondisi minyak goreng langkah di pasaran dan harga melonjak. Diduga ada permainan oknum. Dengan itu, Gubernur Edy memerintahkan Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sumut melakukan pelacakan.

“Karenanya saya bentuk dan kerahkan langsung Tim Satgas Pangan Sumatera Utara untuk melacak siapa ini pemainnya. Dan benar dugaan saya, kemarin kita akhirnya berhasil menemukan sekitar 1,1 juta kilogram,” sebutnya.

Ia pun menyayangkan sikap dari produsen diduga melakukan penimbunan minyak goreng dengan jumlah besar di tengah kondisi minyak goreng langkah dan harganya meroket di tengah masyarakat saat ini.

“Produk minyak goreng kemasan yang ditimbun dalam gudang suatu produsen di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Langsung saja, kita beri peringatan keras kepada produsen minyak goreng tersebut untuk segera mendistribusikan minyak goreng tersebut sesuai dengan HET Rp 14.000, proses distribusi akan diawasi langsung oleh Satgas Pangan Sumut,” tulisnya.

Satgas Pangan Sumut ini terdiri dari Pemerintah Provinsi Sumut dan Polda Sumut. Mantan Ketua Umum PSSI itu, meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dugaan penimbunan minyak goreng dengan jumlah besar tersebut. Untuk kasus penimbunan ini juga akan diproses oleh pihak kepolisian.

“Intinya sama saya jangan coba-coba bermain diatas penderitaan rakyat saya, apalagi ini musim pandemi, semua lagi susah. Jadi mari sama-sama Kita pakai hati kita agar tidak menzalimi rakyat,” tegas Gubernur Edy.

Sebelumnya, tumpukan minyak goreng ditemukan tim Satgas Pangan Sumatera Utara dalam sidaknya pada sebuah gudang di Deli Serdang. Minyak goreng bermerk insial B ini berjumlah sekitar 1,1 ton kilogram dan sudah dikemas dengan rapi dan siap untuk diedarkan di pasaran.

Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sumut, Naslindo Sirait mengatakan pihak terkejut dengan total minyak goreng di gudang perusahaan tersebut. Karena, kondisi di tengah masyarakat mengalami kelangkahan di pasaran sehingga picu harga meroket tajam.

Pada saat ditemukan petugas yang ada di sana menyampaikan bahwa mereka tidak menyalurkan minyak goreng tersebut kepasar karena ada kebijakan dari manajemen. “Padahal Saat ini masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng sementara ada perusahaan yang tidak menyalurkan nya,” bebernya.

Baca juga:KPPU: Usut Temuan Jutaan Kilogram Minyak Goreng di Gudang Deli Serdang

Naslindo Sirait juga meminta kepada pimpinan perusahaan tersebut agar  secepatnya menyalurkan minyak goreng itu ke distributor- distributor yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara agar kelangkaan segera dapat teratasi.

“Kita juga akan terus melakukan monitoring dan sidak ke produsen dan distrubutor lainnya untuk memastikan tidak ada yang melakukan penimbunan. Kita tau bahwa Minyak Goreng ini adalah salah satu kebutuhan utama masyarakat, apabila langka dan harga naik, maka akan memicu inflasi yang berakibat buruk pada perekonomian,” jelasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles