Medan, MISTAR.ID
Ketua Forda UKM Sumut, Sri Wahyuni Nukman menyesalkan tindakan represif yang dilakukan pihak kepolisian atas penggrebekan tempat usaha roti di Jalan Madio Santoso No 109 Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur. Ia mengatakan tindakan itu membuat pelaku usaha tidak nyaman dalam berusaha. Menurut Sri, ketidaknyamanan tersebut bisa berdampak matinya dunia usaha.
“Hal ini sangat bertentangan dengan program pemerintah dalam menghidupkan dunia usaha termasuk UMKM yang saat ini sangat berpengaruh dengan pandemi Covid-19.”
Sri berharap dalam mendukung eksistensi dunia usaha, aparat kepolisian tidak mengedepankan penindakan, namun lebih pada pembinaan.
Baca juga: Forda UKM Sumut Perkuat Kerjasama Advokasi dengan LBH Medan
“Sekarang ini, seharusnya usaha yang bertahan itu harusnya didukung. Kalau misalnya izinnya tidak lengkap, minta untuk dilengkapi, diberikan pembinaan dan pendampingan,” ujarnya.
Baca juga: Sri Wahyuni Nukman (Ketua Forda UKM Sumut) Memperjuangkan Nasib Pengusaha Kecil
Menurut Sri jika ada laporan keberatan dari masyarakat, ia mempertanyakan apakah sudah ada korbanya.
“Jika memang ditemukan pelaku usaha menggunakan bahan berbahaya, kita juga mendukung untuk diproses,” sambungnya.
Ditengah pandemi Covid-19 ini, tidak sedikit usaha yang merugi, bahkan gulung tikar.
“Ini mereka tidak hanya memikirkan usaha supaya tetap bertahan, tapi karyawan juga menjadi prioritas bagaimana agar tidak sampai dirumahkan,” pungkasnya.
Ketua Forda Kota Medan, Sofia juga sepakat ditengah pandemi Covid-19 saat ini, seharusnya UMKM yang masih melakukan aktivitas usaha, diberikan dukungan. “Harusnya UMKM itu didukung bukan di takuti, jikapun ada salah ya di bina,” ujarnya.
Sementara itu menurut Sri, saat ini pelaku usaha yang usahanya digrebek di jalan Madio Santoso No 109 Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur mengaku trauma. (rel/hm06)
Ket Foto:
Forda UKM Berkunjung ke pabrik roti di
