9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Emosi Dipaksa Tutup, Pemilik Warkop Medan Siram Petugas PPKM

Medan, MISTAR.ID

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Medan, berakhir ricuh. Seorang pedagang menolak menutup warung kopi (warkop)-nya sambil menyiramkan air kepada petugas yang melakukan razia.

Dalam video yang viral di media sosial, pedagang yang bernama Rakesh tersebut terlibat adu mulut dengan petugas gabungan yang mendatangi tempat usahanya di Jalan Gatot Subroto, Medan, Minggu (11/4/21) malam lalu. Alasannya, ia harus menghidupi kelima anaknya yang masih sekolah. Terlebih, selama pandemi Covid-19 penghasilan dari warkop yang dikelolanya menurun.

“Macam mana kehidupan anak-anak, bini (istri) saya? Pemerintah ada kasih bantuan? Ada rupanya dikasih bantuan sama Bobby (Wali Kota Medan)? Edy Rahmayadi (Gubernur Sumut) ada rupanya ngasih bantuan sama kami?” cetus dia.

Baca Juga:Pemerintah Persiapkan Bantuan untuk Masyarakat Medan yang Terdampak PPKM Darurat

“Anak saya lima, mau sekolah bayar, mau ambil rapor bayar. Kalau saya tutup, omzet enggak ada. Macam mana saya mau bayar lain-lainnya?” lanjut dia. Rakesh memprotes pemerintah yang membuat aturan tapi tidak memberikan solusi.

“Kasih imbauan harusnya kasih bantuan sama rakyat kecil. Jangan menindas rakyat kecil. Itu pesan aku yah! Sampaikan sama si Bobby, sampaikan sama si Edy Rahmayadi. Sampaikan!” tegas Rakesh.

Saat itu, petugas urung menutup warung milik Rakesh dan memilih meninggalkan lokasi. Namun, pada Kamis (15/7/21) pagi, petugas kembali mendatangi warkop tersebut untuk memasang spanduk yang diduga berisi soal penutupan warung.

Rakesh berang. Dia kembali terlibat perdebatan dengan petugas gabungan. “Pergi kau. Ini rumah saya,” seru Rakesh, yang terlihat ditahan oleh seorang perempuan berbaju merah yang tengah menangis.

Baca Juga:Wali Kota Medan Pantau Mobilitas Warga dan PPKM Darurat di Pabrik Ban

Sementara, petugas tampak ditahan oleh seorang remaja. Karena emosi, Rakesh mengambil centong berisi air yang diduga panas. Sang perempuan masih mencoba menahannya untuk tak melawan petugas. Namun, Rakesh tetap bisa melayangkan gayung itu dan menyiramkannya kepada petugas.

Air tampak mengenai remaja di warung itu dan petugas berseragam Satpol PP. Aparat sempat tersulut emosinya meski kemudian ditahan remaja itu. Rakesh akhirnya dibawa personel Polsek Medan Baru. Dia masih menjalani pemeriksaan soal dugaan penyiraman air.

Sementara itu, Reinhart Ginting (60), salah seorang saudara Rakesh, menyebutkan warung milik Rakesh memang menjadi tempat mangkal para sopir taksi online yang menunggu penumpang. Jumlahnya pun tidak banyak.

Dari warung itu, selain untuk anak dan istrinya, Rakesh juga menghidupi beberapa anak sanak keluarganya. Reinhart pun kesal karena petugas gabungan begitu arogan. Padahal, kata dia, harusnya mereka bisa lebih humanis. Dia juga mengatakan ada tebang pilih dalam penindakan.

Baca Juga:PPKM Darurat Hari Keempat di Medan, Terminal Amplas Sepi Penumpang

“Kita hanya jualan minuman. Enggak ada jualan lain-lain. Jangan lah terlampau arogan. Pemerintah ini jangan main paksa saja. Harus ada solusi. Jangan sembarangan. Petugas arogan ini enggak karuan. Kita enggak minta apa-apa. Makan aja susah sekarang ini,” paparnya.

Terpisah, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution meminta masyarakat untuk bersabar. Pemko Medan tengah menyiapkan bantuan kepada masyarakat terdampak.

“Ini sudah kita ajukan, sudah kita sepakati. Ada 20 ribu masyarakat yang akan kita bantu. Ini kita berikan sembako saja. Karena kalau uang tunai, kita mendatanya lagi, kita minta rekeningnya lagi, ini yang sulit,” sebut Bobby. (cnn/hm12)

Related Articles

Latest Articles