22.2 C
New York
Monday, April 29, 2024

DPRDSU: SOP Penanganan Covid Tak Jelas

Medan, MISTAR.ID

Anggota DPRD Sumatera Utara dr Tuahman Purba mengkritik penanganan Covid-19 di rumah sakit yang tidak memiliki Standart Operasional Prosedur (SOP) yang jelas. Hal ini tampak dari hasil pemeriksaan swab bagi orang awam baru keluar tiga sampai lima hari.

“Namun pemeriksaan untuk pejabat bisa lebih cepat. Apa bedanya kita dengan pejabat? Yang diperiksa sama, itu akibat tak ada standar operasional prosedur (SOP)-nya. Karena tak ada SOP yang jelas juga, penanganan pasien suspek Covid-19 juga berbeda-beda di setiap RS rujukan,” kata dokter spesialis anestesi ini, Selasa (1/9/20).

Oleh karena itu, dia kembali mengingatkan pemerintah memperjelas SOP untuk penderita atau suspek Covid-19 dengan keluhan batuk dan demam harus sama disetiap RS. Kemudian, agar hasil pemeriksaan Covid-19 harus segera dikeluarkan secepat mungkin.

Ia juga minta RS rujukan di Sumut harus membenahi fasilitas, fasilitas RS dan SOP RS dalam penanganan pasien positif Covid-19 harus lebih diperhatikan. Artinya, jika pasien Covid-19 meninggal di ruang isolasi RS, apa yang dilakukan RS terhadap ruangan itu, seharusnya disterilkan.

Baca Juga:Tolak RUU Cipta Kerja, Ratusan Buruh Demo DPRD Sumut

“Itu siapa yang bertanggungjawab, RS? Yang mengurus ini sebenarnya petugas pencegah infeksi. Kemudian libatkan juga dokter forensik untuk penegakan diagnosa orang meninggal,” katanya.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga diminta untuk melengkapi alat-alat kesehatan pemeriksaan diagnosa Covid-19 di lima rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Kelima RS itu yakni, RSUP H Adam Malik, RSUD Kabanjahe, RSUD Djasemen Saragih, RSUD Tarutung dan RSUD Kota Padangsidimpuan.

Menurutnya, dari lima RS tersebut, masih ada yang mengirim sampel swab pasien terduga Covid-19 ke Medan, karena tak ada alat untuk pemeriksaan swab RT PCR Covid-19. Namun, untuk mendeteksi diagnosa Covid-19 tak hanya dilakukan melalui swab RT PCR, tetapi bisa juga dilakukan melalui tes cepat molekuler (TCM).

 

Baca Juga:Unjuk Rasa Tolak RUU Cipta Kerja, Massa Blokir Jalan Depan DPRD Sumut

“Di lima RS rujukan Covid-19 itu semuanya memiliki alat TCM, tapi ada yang tak bisa digunakan, karena tak ada alat pendukungnya, namanya cartridge. Itu yang terjadi saat ini. RS di Tanah Karo, Siantar dan Sidempuan tak punya itu,” kata Ketua Fraksi Partai Nasdem, ini.

Seharusnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut memonitor ini, jangan dibiarkan berlarut larut. “Tak ada fasilitas, ruang isolasi, SDM dan sebagainya di RS rujukan Covid-19 tersebut. Jadi pertanyaannya? Kenapa anggaran itu tidak difokuskan ke mari! Padahal semua alat kesehatan, ruang isolasi dan SDM di RS rujukan itu harus dipenuhi,” katanya.

Karena banyaknya sampel swab untuk diagnosa Covid-19 dikirim ke Medan sehingga melebihi kemampuan laboratorium PCR dalam memeriksa swab per harinya. Alhasil, pemeriksaannya memakan waktu tiga sampai lima hari.(edrin/hm10)

Related Articles

Latest Articles