6.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Biro Perjalanan Bisa Menjadi Ujung Tombak Pemasaran Pariwisata Indonesia

Medan, MISTAR.ID

Pelaku usaha biro perjalanan pariwisata seharusnya dimanfaatkan pemerintah untuk menjadi ujung tombak pemasaran pariwisata Indonesia, karena sesungguhnya yang paling paham tentang pariwisata adalah pelaku usaha pariwisata itu sendiri.

Hal ini dikatakan oleh Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan saat membuka Bimbingan Teknis Kemitraan Pemasaran Pariwisata Nusantara, ASEAN, Australia dan Oceania di Grand Cityhall Medan, Senin (19/4/21).

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekreaf) diminta untuk tidak lagi sekedar fokus memberikan bimbingan teknis kepada pelaku pariwisata terutama yang bergerak di bidang usaha biro perjalanan pariwisata sebagai salah satu upaya membantu pelaku usaha di masa pandemi.

Baca Juga:Pengembangan SDM Pariwisata, Menparekraf  Tekankan Kearifan Lokal Toba

“Ini adalah keinginan dari pelaku usaha biro perjalanan pariwisata yang terus saya dengar setiap kali bertemu. Mereka ingin yang lebih konkrit lagi. Misalnya kalau bicara pemasaran pariwisata seperti ini, mungkin bisa pemasaran sejenis pameran dan mereka diikutkan secara gratis,” ujar Sofyan Tan.

Karena itu, sudah saatnya pemerintah memberikan subsidi, mungkin bisa lewat kegiatan-kegiatan yang dilakukan, apalagi di masa pandemi ini. “Ini masukan dari saya,” sebut Sofyan di hadapan Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area 3 Kemenparekraf Bulqis Chairina yang turut hadir.

Sofyan menyakini pariwisata lokal di Sumut sudah mulai bangkit di tahun 2021. Ini terlihat dari ramainya daerah-daerah tujuan wisata, baik yang sudah memiliki nama seperti Danau Toba dan Brastagi, maupun daerah tujuan wisata baru. “Ini hal yang positif menurut saya,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumatera Utara (Sumut) Solahuddin Nasution yang hadir sebagai pembicara mengatakan, saat ini daerah tujuan wisata yang ramai dikunjungi adalah objek wisata berbasis alam, karena lebih terbuka dan longgar dari keramaian.

Baca Juga:Wagubsu Bahas Peluang Kerjasama Energi, Pariwisata dan Pengelolaan Sampah dengan Denmark

“Tetapi bagi pelaku biro perjalanan pariwisata, ini masih belum memberi dampak, karena yang meramaikan itu masih wisatawan lokal dari Sumut, yang bisa mengakses daerah wisata itu bisa mengurus kebutuhannya sendiri,” kata Solahuddin.

Dengan kondisi ini lanjut Solahuddin, usaha pariwisata yang masih belum bisa bangkit di masa pandemi adalah usaha biro perjalanan pariwisata.

“Sementara usaha hotel sudah mulai bergerak seiring mulai banyaknya belanja pemerintah dalam bentuk kegiatan seminar dan acara pernikahan,” terangnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles