7.5 C
New York
Friday, April 19, 2024

BI Sumut Dorong UMKM Terapkan Pembayaran Digital QRIS

Medan, MISTAR.ID

Masa pandemi Covid-19, sektor ekonomi menjadi sektor yang berdampak besar lantaran masyarakat diharuskan membatasi aktivitas dengan penerapan jaga jarak yang tentunya berimbas pada transaksi jual beli di pasar termasuk para pelaku UMKM.

Untuk itu, Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara (Sumut) memberikan upaya-upaya agar UMKM bisa dapat tumbuh kembali di masa pandemi.

Menurut Kepala Bank Indonesia Wilayah Sumut Wiwiek Sisto Widayat pada krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008, sektor UMKM menjadi penopang ekonomi, namun saat ini sektor UMKM justru paling rentan atas imbas pandemi Covid-19.

“Namun demikian, disisi lain dampak pandemi Covid-19 ini juga dapat menjadi kesempatan dan peluang bagi para pelaku UMKM untuk menciptakan peluang usaha baru menyesuaikan dengan perilaku belanja masyarakat yang semakin mengarah pada layanan daring untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi transaksi secara langsung atau tatap muka,” katanya, Senin (7/9/20).

Baca Juga: Meski Waktu Pendaftaran Habis, UMKM Tetap Ajukan Permohonan Banpres

Maka, dalam upaya mengakselerasi kebangkitan UMKM di tengah pandemi Covid-19, dan adaptasi UMKM menjalani kehidupan normal yang baru. BI Sumut mendorong UMKM dalam memanfaatkan peluang untuk bertransformasi dan berinovasi di era digital.

“Selain penyelenggaraan berbagai event promosi seperti KKSU dan capacity building, kami bersama stakeholder terkait juga terus mendorong transformasi UMKM di bidang digitalisasi baik dari sisi produksi, pemasaran, pembiayaan, maupun pembayaran,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan sejalan dengan tema besar BI dalam mendorong agar ‘UMKM naik kelas’ dan turut berkontribusi terhadap pencapaian tujuan BI dalam menciptakan kestabilan harga maupun nilai tukar serta penurunan defisit transaksi berjalan.

“Selain itu, pengembangan UMKM juga diarahkan pada integrasi platform digital dengan makin dominannya interaksi merchant-platform-consumer. Hal tersebut, antara lain mendorong penggunaan QR Indonesian Standard (QRIS) yang menjadi ujung tombak dalam mendukung transaksi UMKM yang semakin cepat dan efisien,” sebutnya.

Baca Juga: Dolar AS Ditinggalkan 6 Negara Asia Termasuk Indonesia

Saat ini dari 46 UMKM binaan BI Sumut, ada 34 UMKM telah terhubung dengan conversational commerce dan marketplace lokal maupun nasional dan sejumlah 41 UMKM telah menerapkan pembayaran digital melalui QR Indonesia Standard (QRIS).

“Kami juga bersinergi dengan stakeholder terkait secara terus menerus melaksanakan kegiatan pendampingan UMKM melalui program on boarding UMKM, fasilitasi perluasan akses pasar melalui pameran dan business matching, mendorong sinergi antar UMKM, Wirausaha Unggulan Bank Indonesia, coaching clinic, dan program-program lainnya,” tukasnya.

Seperti diketahui, baru-baru ini Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan pandemi Covid-19 pendapatan ekonomi di Sumut sangat terpukul. Pertumbuhan ekonomi bergerak deflasi karena beredarnya uang di tengah-tengah masyarakat sangatlah minim.

“Covid-19 ini nyata, dampak dari Covid-19 ini juga nyata. Bahkan perekonomian kita deflasi karena uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat ini sangat minim. Bahkan khusus untuk para UMKM kita juga kita sangat terdampak dari Covid-19 ini. Maka dalam 3 bulan kedepan kita tidak tahu seperti apa,” sebutnya.

Baca Juga : BNI Syariah akan Salurkan KUR Rp10 Miliar di Medan, Ini Persyaratannya

Untuk itu, Edy mengatakan pemerintah Provinsi Sumut tengah merancang berbagai strategi guna mendorong digitalisasi UMKM yang terkena dampak pandemi Covid-19, salah satunya dengan mengalokasikan dana khusus untuk membantu UMKM untuk meningkatkan kapasitas serta daya saing koperasi dan UMKM.

“Peran swasta dalam hal ini  juga sangat diharapkan bisa membangkitkan kinerja usaha koperasi dan UMKM yang terdampak pandemi di Provinsi Sumut. UMKM juga harus melek untuk digitalisasi  agar tercipta perekonomian yang lebih baik di masa depan,” terangnya. (anita/hm11)

Related Articles

Latest Articles