Medan, MISTAR.ID
Sudah sebulan lebih harga bawang merah mahal dijual di pasaran, dalam rentang harga yang cukup mahal antara Rp50.000 hingga Rp55.000 ribu per Kg. Kenaikan harga bawang merah tersebut dipicu banyak faktor.
Dimana sebelumnya terjadi musim hujan yang membuat banyak lahan bawang di Pulau Jawa gagal panen. Ditambah, masalah jalur distribusi yang bermasalah akibat pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia.
Namun saat ini, menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, ada sejumlah distributor yang menawarkan bawang merah dikisaran harga Rp35 ribuan per Kg dari Pulau Jawa. ”
Akan tetapi bawang merah yang masuk di pasar induk yang berada di Lauchi itu hanya sekitar 5 sampai 7 ton per harinya. Selebihnya kita mengandalkan bawang merah produksi Sumut,” katanya, Sabtu, (16/5/20).
Kondisi PSBB ini, sambungnya, memperburuk jalur distribusi yang membuat para pedagang juga enggan menjual bawang merah. Akan tetapi, saat ini sudah ada bawang peking yang sudah terlihat ada di pasar tradisional.
“Harganya juga bersaing dijual dikisaran Rp18.000 hingga Rp22.000 per Kg. Maka, bawang peking ini seharusnya bisa menjadi subtitusi untuk bawang merah,” terangnya.
Selain rasanya yang tidak jauh berbeda, meskipun kualitas rasa bawang peking di bawah bawang merah lokal, akan tetapi kehadiran bawang peking ini bisa menjadi kabar baik bagi konsumen. Khususnya konsumen yang terimbas penurunan daya belinya akibat corona.
“Untuk itu, bagi masyarakat bisa beralih sementara ke bawang peking. Bagi pedagang sebaiknya berhati-hati, jangan sampai rugi karena bawang peking. Daya beli yang turun belakangan ini membuat konsumen bersikap pragmatis. Saat ini bisa saja konsumen lebih menonjolkan aspek harga ketimbang rasa. Selama lebih murah, rasa diabaikan di tengah sulitnya kondisi ekonomi belakangan ini,” jelasnya.
Penulis: Anita
Editor: Andy Hutagalung
