5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Balita Stunting di Medan Turun dari 491 Jadi 393

Medan, MISTAR.ID

Jumlah balita stunting di Medan menurun sejak 2020, dari sebanyak 491 menjadi 393 pada tahun ini. Hal ini disebutkan Wakil Wali Kota Aulia Rachman saat memberikan sambutan pada kegiatan Penilaian Kinerja Kota Medan Dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting tahun 2021 secara dalam jaringan (daring), Senin (6/9/21).

“Ini merupakan hasil kolaborasi kita bersama, dari berbagai lintas sektoral terkait, bukan hanya kerja dari dinas kesehatan,” ujarnya.

Aulia memaparkan, berdasarkan data dari hasil review kinerja (8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting), dari Rp71 miliar yang dianggarkan untuk rencana program/kegiatan, realisasinya kurang lebih 37 persen akibat pandemi Covid-19 yang melahirkan kebijakan-kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat sehingga tidak terlaksananya beberapa program/kegiatan.

Baca Juga:BKKBN Medan Sosialisasi Pencegahan Stunting

“Namun demikian, kami tetap berkomitmen mengalokasi anggaran untuk pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di tahun 2021 sebesar  kurang lebih Rp105 miliar,” sebutnya.

Penunjukan Kota Medan sebagai fokus stunting, diawali dengan surat pernyataan komitmen Pemko Medan. Selanjutnya Bappenas menetapkan Medan sebagai salah satu kota perluasan lokus intervensi stunting terintegrasi di tahun 2020 dan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan 8 aksi konvergensi.

“Atas nama tim koordinasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi di Kota Medan. Saya secara khusus menyampaikan terima kasih dengan dipilihnya Kota Medan sebagai salah satu peserta penilaian kinerja 8 aksi konvergensi tahun 2020,” pungkasnya.

Baca Juga:Dinkes Siantar Berupaya Tuntaskan Stunting di Tengah Pandemi

Kepala Bappeda Medan Benny Iskandar kemudian memaparkan program/kegiatan yang sudah dilakukan Pemko Medan pada tahun 2020 terkait program penurunan stunting.

Pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting di Medan, dilakukan melalui pelaksanaan delapan aksi. Kedelapan aksi itu adalah analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, penerbitan Perwal, pembinaan kader pembangunan manusia, (6) Sistem Manajemen Data, Pengukuran dan Publikasi Data Stunting, dan Reviu Kinerja Tahunan.

Benny Iskandar menyebutkan, delapan aksi konvergensi tersebut dilakukan mulai dari proses perencanaan, penganggaran, implementasi, pemantauan, dan evaluasi program atau kegiatan. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles