8.4 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Menginspirasi, Imanuel Languyu Membuat dan Bagikan 5.000 Masker Gratis

Medan, MISTAR.ID

Sejak Indonesia melaporkan kasus Covid-19 awal Maret 2020, kebutuhan masker wajah menjadi sangat diperlukan banyak orang. Permintaan pasar untuk mendapatkan masker pun meningkat signifikan. Akibatnya, masker langka di pasar, kalau pun ada harganya sangat mahal.

Permintaan masker wajah meningkat tak kalah melebihi pentingnya kebutuhan pokok. Fakta sekarang, persediaan masker di toko-toko sejak beberapa bulan terakhir mulai kosong dan sangat sulit ditemukan.

Dalam situasi yang sangat memprihatinkan inilah kemudian menggerakkan hati seorang anak muda Kota Medan, Imanuel Languyu. Ia tergerak untuk membantu orang banyak memenuhi kebutuhan masker.

Teman-teman Imanuel Languyu saat membuat masker yang akan dibagikan gratis.(foto:mistar/ist)

Pemuda kelahiran 4 Agustus 1984 itu adalah seorang fotografer dan pemilik sebuah bridal di Medan, yang akrab disapa dengan nama Acun.

Tanpa mengenal lelah didorong atas keprihatinan untuk membantu sesama umat manusia yang membutuhkan masker, dia pun bekerja membuat untuk kemudian membagikan masker buatannya itu.

Masker buatannya itu dibagikan secara gratis kepada siapa saja yang memerlukan, terkhusus untuk mereka dari profesi yang kerap melakukan kontak fisik dengan orang banyak, dan juga untuk mereka yang tidak mampu membeli masker.

Dengan berbekal biaya pribadi dan menggandeng para karyawan usaha bridalnya, Acun memulai proses pembuatan masker di ruangan bridal. Ia mengandalkan beberapa unit mesin jahit dan 5-6 personil termasuk istrinya sendiri.

“Awalnya proses menjahit agak lambat karena saat itu kami masih mencoba cutting yang pas agar tidak terlalu banyak membuang bahan. Kami hanya bisa menyelesaikan 20 buah masker pada hari pertama,” jelas Acun perihal awal proses pembuatan.

Masker buatan Imanuel Languyu dibagikan gratis kepada warga masyarakat.(foto:mistar/ist)

Pada hari selanjutnya mereka sudah bisa mempercepat proses penjahitan dan secara bertahap dapat menyelesaikan jumlah masker yang lebih banyak per harinya. Dari semula 50 hingga saat ini mereka mampu menghasilkan 200 masker untuk seharinya dengan 4 personil tersisa. Sebagian karyawannya meminta untuk absen terkait social distancing yang diimbau pemerintah.

Masker yang mereka hasilkan terbuat dari bahan katun yang bisa dipakai ulang dan dicuci. Di bagian tengahnya dapat diselipkan filter yang bisa diisi sendiri oleh si pemakai.

Dari penampakan contoh masker yang sudah jadi, masker berwarna abu yang mereka buat terlihat rapi dan sama seperti masker wajah pada umumnya.

Sejak tanggal 22 Maret hingga saat ini mereka telah membagikan lebih dari 720 masker kepada masyarakat Kota Medan, termasuk kota Pematangsiantar telah menerima 200 masker. Pembagian di Pematangsiantar diserahkan kepada teman-teman yang bersedia membantu.Target mereka bisa membagikan hingga 5.000 masker nantinya.

Untuk pendistribusian di Medan, Acun melakukan sendiri dibantu istri dan teman-temannya dengan membagikan masker itu dari jendela mobil yang dikendarainya. Ia membagikan langsung kepada para driver ojol, tukang becak, supir taksi hingga beberapa masyarakat yang melewati mereka.

Ketika ditanya tentang kendala apa selama proses pembagian masker, Acun mengatakan ada sedikit kekhawatiran disaat dirinya melakukan pembagian. Sebab terkadang terjadi kerumunan karena banyak orang yang berebut ingin mendapatkan masker. Bahkan pernah sekali waktu dia harus berhenti dan meminta kepada kerumunan agar tidak beramai-ramai seperti itu.

Sebenarnya, secara pribadi, ia juga khawatir terkait masalah kesehatan semisal terjangkit dari orang yang membawa virus di sana.

Selain membagikan secara langsung, Acun juga membagikan kepada siapa saja yang meminta via media sosial. Namun ia membatasi 2 masker untuk 1 akun dengan menjemputnya sendiri atau melalui jasa ojol dengan biaya pengiriman dikenakan kepada pemilik akun.

Acun juga memposting kegiatan ini di akun Instagram dan Facebook-nya dengan tujuan bisa menginspirasi teman-teman lainnya untuk melakukan hal yang bermanfaat dan bisa menolong orang lain di masa-masa stay at home dan social distancing seperti sekarang ini.

Selain itu dia juga memposting sebagian cara pembuatan masker tersebut termasuk memberikan contoh pola jahitan yang bisa dipakai oleh siapapun yang mau membuat masker sendiri di rumah.

Sebagai hasil dari kerja keras mereka, banyak pihak yang menawarkan bantuan berupa tenaga dan materi. Bahkan ada satu komunitas yang menyumbangkan 1.000 masker untuk mereka, yang pengerjaannya dilakukan pihak komunitas itu sendiri dengan mengikuti pola dan petunjuk cara menjahit yang diberikan Acun.

“Kami tidak tahu sampai kapan kami melakukan kegiatan ini, tetapi kami akan tetap melakukan selama masih ada tenaga karyawan dan teman-teman sukarelawan yang tetap membantu proses pembuatan. Karena kami setiap hari membagi habis seberapa pun masker yang ada dan tidak ada penumpukan di sini,” jelas Acun ketika ditanya sampai kapan kegiatan ini akan berlanjut.

Acun sangat berharap kegiatan ini dapat menginspirasi orang-orang terkhusus anak muda untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk sesama entah apapun itu.

“Terutama kepada mereka yang mempunyai rejeki berlebih, dan pihak-pihak terkait yang lebih berpotensi melakukan suatu tindakan yang bisa membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah, bantulah mereka sebisa mungkin,” harap Acun ketika ditanya apa yang menjadi harapannya dengan adanya kegiatan ini.*

Penulis : Juliana Ang
Editor : Herman

Note: Berita ini telah mengalami perbaikan pada 30 Maret 2020 pukul 10.54 WIB

Related Articles

Latest Articles