13.1 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Agenda Pilkada Medan Tidak Mencerminkan Keinginan Rakyat

Medan, MISTAR.ID

Komunitas Gerakan Perahu Putih (GPP) Kota Medan menilai manuver partai politik (parpol) dalam agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wali Kota/Wakil Wali Kota Medan tahun 2020 lebih mencerminkan keinginan elit parpol, ketimbang keinginan masyarakat Kota Medan, sendiri.

“Ya, kita lihat aja prosesnya dari awal. Parpol-parpol itu seperti asik sendiri. Munculkan nama calon, tanpa proses demokratisasi kepada publik. Yang ada, mereka ( parpol) mempertontonkan manuver politik tanpa empati pada persoalan riil masyarakat,” ucap Presidium GPP, Immanuel Damanik , di Medan, Sabtu (8/8/20).

GPP menilai, kemunculan dua nama, Akhyar Nasution dan Bobby Nasution, di kontestasi Pilkada Medan 2020 adalah bentuk dominasi politik.

“Memunculkan duo Nasution ini adalah sihir politik, dominasi pembicaraan politik di kota ini. Lalu, kita digiring untuk ngotot mendukung salah satunya. Seolah-olah, cuma mereka saja pantas memimpin kota ini. Ironis,” tegas mantan aktivis pergerakan mahasiswa tersebut.

Baca Juga:Gerindra dan PKS Dulu Mesra, Kini ‘Bertempur’ di Pilkada Medan

Disinggung tentang upaya ajakan tak memilih alias golput, Immanuel mengaku, pihaknya tak bermaksud begitu. “Nggak (golput-red), kita belum ke situ. Kita harus pastikan perahu yang kita naiki bertujuan kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai, nakhoda (wali kota-red) tak punya kapabilitas memimpin. Masyarakat jangan mau dibenturkan karena berbeda pilihan,” tandasnya.

Dijelaskannya, Gerakan Perahu Putih punya makna filosofis. Bila parpol sebagai ‘perahu’ para bakal calon wali kota/wakil wali kota tak mewakili kepentingan masyarakat, maka masyarakat perlu membuat ‘perahu’ atas inisiatif sendiri.

Warna putih bermakna, seandainya pun harus diwarnai, perahu harus diwarnai oleh masyarakat bukan parpol. Masyarakat adalah subjek bukan objek politik para elit parpol.(edrin/hm10)

Related Articles

Latest Articles