7.5 C
New York
Monday, April 22, 2024

Tunisia Bergolak, Presiden Pecat PM dan Bekukan Parlemen

Tunis, MISTAR.ID

Situasi politik di Tunisia memanas setelah aksi unjuk rasa tumpah di jalan akibat ketidakpuasan warga terhadap kinerja pemerintah. Menanggapi hal tersebut Presiden Tunisia Kais Saied memecat Perdana Menteri Hichem Mechichi dan membekukan parlemen pada Minggu (25/7/21).

Ia menegaskan akan melanjutkan kontrol eksekutif bersama seorang PM baru. Langkah Saied dilakukan usai terjadinya aksi protes pekan kemarin, yang dilakukan sekelompok warga untuk memprotes situasi ekonomi serta kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. Saied segera menunjuk PM baru dan akan mencabut hak imunitas semua anggota parlemen demi menstabilkan situasi di Tunisia.

“Kami mengambil langkah-langkah ini agar perdamaian sosial kembali ke Tunisia, hingga kami bisa menyelamatkan negeri ini,” ujar Saied dalam sebuah pidato nasional, dilansir dari laman media. Meski banyak demonstran menyambut baik keputusan Saied, sang presiden menegaskan bahwa polisi akan merespons keras jika pengunjuk rasa melakukan aksi kekerasan.

Baca juga: Polisi Tunisia Tangkap 600 Demonstran

“Saya mengingatkan kepada semua orang yang berpikiran untuk menggunakan senjata. Siapapun yang menembakkan senjata, maka pasukan keamanan akan meresponsnnya dengan peluru,” tegas Saied.

Sementara itu Ketua Ennahda, partai terbesar di parlemen Tunisia, mengatakan bahwa langkah terbaru Saied dapat disebut sebagai “kudeta terhadap revolusi dan konstitusi.”
“Para pendukung Ennahda dan masyarakat Tunisia akan mempertahankan revolusi,” tutur Rached Ghannouchi, yang juga menjabat posisi ketua parlemen.

Unjuk rasa masif di Tunisia pekan kemarin dipicu kekesalan warga atas maraknya praktik korupsi, tingginya angka pengangguran, dan penanganan pandemi Covid-19 yang dinilai tidak optimal. Kasus harian Covid-19 di Tunisia melonjak sepanjang musim panas tahun ini, berdampak buruk terhadap perekonomian negara yang sudah terpukul sebelum datangnya pandemi.

Menurut data situs pemantau Johns Hopkins University, sejauh ini baru tujuh persen warga Tunisia yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 secara penuh. Angka tersebut masih jauh dari kata cukup untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. (medcom/hm09)

Related Articles

Latest Articles