7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Trump Undang 7.500 Orang Ke Pesta Kembang Api Perayaan Kemerdekaan AS

Washington, MISTAR.ID

Di tengah tren penularan virus corona (Covid-19) masih terus melonjak signifikan di AS, Presiden Donald Trump dijadwalkan berkunjung ke Monumen Nasional Gunung Rushmore, South Dakota, untuk menghadiri pesta kembang api perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat yang jatuh pada 4 Juli.

Trump berencana mengundang sekitar 7.500 orang ke pesta kembang api yang akan digelar pada Jumat (3/7/20) malam waktu setempat.

“Kita akan menjalani malam yang luar biasa. Ini akan menjadi pertunjukan kembang api yang tak pernah dilihat banyak orang sebelumnya. Ini akan menjadi perayaan yang sangat menarik,” kata Trump di Washington pada Kamis (2/7/20).

Baca juga: Surat Penangkapan Donald Trump Dikeluarkan Iran

South Dakota memang menjadi salah satu wilayah favorit Trump lantaran ia berhasil meraup 60 persen suara di negara bagian tersebut dalam pemilihan presiden 2016 lalu.

Monumen Nasional Gunung Rushmore merupakan sebuah gunung batu yang diukir menjadi patung berbentuk wajah empat presiden AS yakni George Washington, Thomas Jefferson, Theodore Roosevelt, dan Abraham Lincoln.

Baca juga: Teori Konspirasi Donald Trump, China Tuduh Sekretaris AS Pembohong

Trump telah lama menyatakan ketertarikannya pada monumen yang dipahat dari 1927-1941 itu. Pada 2017 lalu, Trump bahkan sempat bergurau bahwa suatu hari nanti wajahnya juga akan terukir di gunung tersebut bersama keempat pendahulunya.

Sementara itu, Gubernur South Dakota Kristi Noem menegaskan kepada seluruh warganya untuk tetap waspada di tengah perayaan 4th of July.

“Kami tetap memberitahu warga yang cemas bahwa mereka tetap bisa tinggal di rumah,” ucap Noem kepada Fox News seperti dikutip AFP.

“Kita akan menyiapkan masker gratis bagi mereka yang ingin datang dan bergabung dengan kami di Gunung Rushmore, jika mereka memilih untuk mengenakannya. Tapi kami tidak akan memberlakukan menjaga jarak,” paparnya menambahkan.

AS tercatat memiliki kasus positif corona hingga 2,83 juta dengan 131,485 kematian. Jumlah tersebut membuat AS masih memimpin sebagai negara dengan kasus positif corona dan kematian tertinggi di dunia. Pihak berwenang AS bahkan masih menemukan puluhan ribu kasus positif corona baru setiap harinya. Seorang ahli penyakit menular kawakan AS, Anthony Fauci, menuturkan penanganan virus corona di AS “berjalan ke arah yang salah”.

Pemerintahan Trump memang terus mendapat kritik lantaran dinilai gagal menangani pandemi virus corona di AS.

Sang presiden bahkan telah meremehkan ancaman corona sejak virus itu pertama kali terdeteksi muncul di AS. Trump bahkan meremehkan protokol kesehatan yang ditetapkan lembaga kesehatan negaranya sendiri seperti menolak memakai masker dan menganggap pemeriksaan Covid-19 berlebihan. (BS/hm06)

Related Articles

Latest Articles