6.5 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Topan Surigae Hantam Filipina, 100.000 Orang Dievakuasi

Manila, MISTAR.ID

Topan Surigae mengamuk di Filipina dan memicu banjir di daerah rendah. Seorang korban jiwa dilaporkan tewas akibat tertimpa kayu. Angin kencang dan gelombang tinggi menghantam Filipina timur pada Senin (19/4/21) bersamaan saat badai terkuat melanda Samudera Pasifik.

Dikutip dari media, Selasa (20/4/21) peristiwa itu menewaskan satu orang tewas dan memicu banjir di area dataran rendah. Biro cuaca nasional Filipina mengeluarkan peringatan angin kencang dan hujan lebat, mengatakan bahwa “angin topan yang merusak meluas ke luar hingga 110 km dari pusat badai”. Lebih dari 100.000 orang dievakuasi dari daerah pesisir, menurut badan bencana provinsi di Filipina.

Siklon Surigae – badai yang dikenal secara lokal, diperkirakan tidak akan menghantam daratan. Namun dengan diameter 500 kilometer dan kecepatan angin mencapai 195 km per jam, bagian timur pulau Samar mengalami banjir, sementara beberapa komunitas kehilangan aliran listrik. Topan super pertama tahun 2021 menandakan musim badai untuk wilayah tersebut di tahun mendatang, menurut para ahli.

Baca juga: Filipina Diterjang Topan Goni, 4 Tewas Dan Jutaan Mengungsi

“Indikasi awal adalah bahwa musim topan 2021 akan memiliki aktivitas setidaknya secara rata-rata, dan mungkin di atas rata-rata,” kata ahli meteorologi AS, Jeff Masters dalam tulisannya yang di posting di situs web Yale Climate Connections. Laman web itu, menyajikan laporan harian tentang kondisi iklim.

Jeff Masters juga memaparkan, data menunjukkan bahwa badai, yang disebut topan, siklon, atau angin topan di berbagai belahan dunia, semakin kuat karena pemanasan global.

“Bahan bakar untuk badai ini adalah lautan yang hangat,” kata Anne-Claire Fontan, seorang petugas ilmiah di Organisasi Meteorologi Dunia yang berbasis di Jenewa. “Tren globalnya adalah mereka semakin kuat, dan persentase total badai yang lebih tinggi akan semakin kuat,” terangnya.

Atmosfir yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, memungkinkan angin kencang untuk mengeluarkan lebih banyak hujan. Secara khusus, suhu air di Samudra Pasifik bagian barat lebih tinggi dari rata-rata wilayah secara global, menjadikannya lahan subur untuk badai besar seperti Surigae.

Baca juga: Topan Molave Hantam Filipina Sebabkan Banjir, 3 Tewas, 12 Hilang

Wilayah ini mengalami lebih banyak badai daripada bagian dunia lainnya – lebih dari 70 persen di antaranya berkembang pada puncak musim antara Juli dan Oktober.

Sejumlah pejabat bencana mengatakan bahwa seorang pria berusia 79 tahun dari provinsi Leyte Selatan di Filipina, dipastikan tewas setelah dia tertimpa pohon tumbang dan satu orang hilang.

Filipina mengalami sekitar 20 badai tropis setiap tahun. 2020 lalu, topan terkuat tahun ini, Goni, menghantam negara itu dengan kecepatan hingga 310kmh, menewaskan 25 orang dan membuat lebih dari 345.000 orang dievakuasi. (liputan6/hm09)

Related Articles

Latest Articles