12.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Terpilih Jadi Presiden Suriah, Assad Menangkan 95,1% Suara

Damaskus, MISTAR.ID

Menang mutlak dalam pemilihan presiden di Suriah dengan perolehan suara mencapai 95,1 persen membuat Bashar al-Assad kembali terpilih menjadi Presiden Suriah untuk keempat kalinya.

Kemenangan ini disambut antusias rakyat Suriah di tengah situasi perang yang membuat negara itu porak-poranda. Kemenangan Assad dalam pemilu pekan ini dinilai sebagai sebuah tamparan bagi negara Barat, terutama Amerika Serikat, yang selama ini menentang.

Secara pribadi, Assad dikenal sebagai pria yang tenang. Ia tidak suka berpakaian bak pemimpin otoriter di Timur Tengah yang kerap memakai safari militer seperti Saddam Hussein di Irak atau Moamer Kadhafi di Libya.

Baca juga: 14 Capres Diloloskan Untuk Bertarung di Pilpres Suriah

Selama ini, Assad kerap mengenakan setelan jas khasnya dan dasi sederhana. Dalam pertemuan resmi, wawancara dengan media, hingga komandan garis depan perang, pria 55 tahun itu tetap dikenal sebagai pemimpin yang tenang tetapi tegas dan tidak banyak bicara.

Bahkan di saat perang, dengan nada tenang, Assad meyakinkan kepemimpinannya akan menghancurkan pemberontak. Ia menganggap para pemberontak sebagai “teroris” yang dibantu negara Barat dan Arab.

Seorang jurnalis yang mengaku pernah bertemu langsung dengan Assad sebelum dan di saat perang sipil berlangsung menilai Presiden Suriah tersebut adalah “sosok yang unik dan kompleks.”

“Setiap kali saya bertemu dengannya, dia terlihat tenang bahkan pada saat-saat paling sulit dalam perang,” kata wartawan yang menolak disebutkan namanya itu kepada media. Assad dinilai sama dengan ayahnya, Hafez al-Assad, yang memerintah Suriah juga dengan tangan besi hampir tiga dekade hingga meninggal dunia pada 2000.

Dia merupakan dokter mata yang menempuh pendidikan di London. Kehidupan Assad disebut berubah drastis ketika kakak laki-lakinya yang sempat digadang mewarisi kekuasaan, Bassel, tewas dalam kecelakaan di jalan raya pada 1994.

Baca juga: Isolasi Covid-19 Tiga Pekan, Presiden Suriah Dan Istrinya Sembuh

Assad langsung berhenti dari kuliah di bidang oftamologi dan meninggalkan London, tempat ia bertemu dengan istrinya. Sang istri, Asma adalah seorang Muslim keturunan Inggris-Suriah yang saat itu bekerja untuk perusahaan jasa keuangan JP Morgan.

Sepulangnya dari Inggris, Assad mengambil studi militer dan belajar politik dengan ayahnya. Ketika ayahnya meninggal, Assad langsung menjadi presiden penerus melalui referendum

Di awal kepemimpinan, Assad dikenal sebagai presiden reformis yang dapat menghentikan penindasan bertahun-tahun hingga menggiring Suriah pada perekonomian terbuka. Dia bahkan dikenal sederhana karena kerap mengendarai mobil sendiri dan makan malam di luar bersama istrinya.

Assad juga terkenal karena melonggarkan sejumlah batasan yang diterapkan secara ketat sejak ayahnya memimpin. Bagi beberapa orang terdekat, Assad sosok hangat dan penyayang bagi ketiga anaknya.

“Dia sering membantu anak-anaknya mengerjakan PR,” kata wartawan yang beberapa kali bertemu dengan Assad tersebut. “Dia bersikeras menganggap dirinya dekat dengan anak-anaknya, tanpa intervensi pengasuh atau pembantu,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: Pengungsi Suriah Tewas Membeku di Perbatasan Lebanon

Tangan Besi

Kepemimpinannya yang otoriter dimulai ketika Arab Spring atau pemberontakan warga di musim semi masuk Suriah. Upayanya mereformasi Suriah lantas dengan cepat pupus. Panglima tertinggi angkatan bersenjata Suriah itu merespons pemberontakan dengan memerintahkan aparat menangani pengunjuk rasa secara brutal dan represif.

Arab Spring pun menjadi pemicu perang sipil Suriah yang berkecamuk mulai 2011 hingga saat ini. Perang Suriah yang telah berlangsung satu dekade itu menewaskan lebih dari 388 ribu orang dan membuat setengah populasi mengungsi ke luar negeri. Meski begitu, setelah berkuasa selama tiga periode, Assad bergeming dan menolak mundur.

Seorang peneliti Suriah di Damaskus mengatakan kepribadian Assad memainkan peran krusial hingga menjadikannya pemimpin tak terkalahkan di Suriah. Kegigihan dan ketelitian Assad dinilai memainkan peran dalam “mengkonsolidasikan kekuatan pengambilan keputusan, dan mengamankan dukungan penuh militer”.

Baca juga: Perang Suriah Renggut 388 Ribu Nyawa Setelah 10 Tahun

Tak hanya dari angkatan bersenjata Suriah, Assad mendapat dukungan militer dari sekutu setia, Iran dan Rusia, yang membantunya mencetak serangkaian kemenangan dalam konflik sipil. Dengan bantuan Iran dan Rusia, Assad meluncurkan gempuran terhadap oposisi pemberontak. Pemerintahannya kini bisa menguasai dua pertiga wilayah Suriah.

Menurut peneliti Newlines Institute di Washington, Nicholas Heras, Assad bisa jadi memimpin Suriah hingga mati. “Bashar al-Assad, apakah kematiannya karena sebab alami atau tidak wajar, sepertinya akan menjadi presiden Suriah seumur hidup,” kata Heras. “Dia dan sekutunya melakukan segala kemungkinan untuk membuktikan di hadapan lawan asing dan domestiknya.” (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles