12.1 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Siap untuk Divaksin Covid-19, Ini Kata WHO Tentang E-Sertifikat

Jenewa, MISTAR.ID

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempertimbangkan akan memberi e-sertifikat bagi orang-orang yang sudah disuntik vaksin Covid-19. Rencana itu dikemukakan seiring Inggris yang menjadi negara pertama menyetujui penggunaan vaksin Covid-19.

“Kami mengamati dengan saksama penggunaan teknologi dalam penanggulangan Covid-19 ini, dan salah satunya adalah bagaimana kami dapat bekerja dengan negara-negara anggota untuk membuat sesuatu yang disebut sertifikat vaksinasi elektronik,” ujar pakar WHO Eropa Siddhartha Datta dalam jumpa pers online, Kamis (3/12/20).

Sertifikat itu rencananya bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan memantau orang-orang yang telah divaksin. Namun Datta menegaskan rencana itu belum final dan masih harus disesuaikan dengan hukum nasional. Ia melanjutkan e-sertifikat ini juga bukan paspor imunitas, yang menjamin bahwa pemiliknya terlindung dari penyakit karena sudah terinfeksi dan sembuh.

Baca juga: WHO Ingatkan Masyarakat Dunia Tak Terbuai dengan Kemajuan Vaksin, Ini Alasannya

“Kami bukan mewacanakan paspor kekebalan,” kata Catherine Smallwood petugas darurat senior WHO untuk Eropa, dikutip Kompas.com dari AFP.

Estonia awal tahun ini membuat aplikasi yang dapat berfungsi sebagai semacam “paspor kekebalan” digital, dan bisa dipakai pemiliknya dengan antibodi, untuk menunjukkannya ke pemberi kerja dan orang-orang lain bahwa mereka berisiko lebih rendah menularkan virus corona.

Baca juga: WHO: Angka Kematian Covid-19 Indonesia Tinggi, Capai 3,4 Persen

Inggris pada Rabu (2/12/20) menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin corona buatan Pfizer-BioNTech, dan Badan Obat-obatan Eropa akan mengumumkan keputusannya paling lambat 29 Desember. Zona Eropa WHO yang mencakup 53 negara termasuk Rusia, telah mencatat lebih dari 19,3 juta kasus dan kematian di atas 433.000 sejak dimulainya pandemi.

Sementara itu 1,5 juta kasus tercatat dalam 7 hari terakhir. “Meski kami melihat sedikit penurunan dalam jumlah kasus di Eropa Barat, ini bukan berarti seluruh wilayah Eropa mengalami kemajuan dalam situasi epidemiologi,” kata direktur regional WHO Eropa, Hans Kluge.

“Lonjakan (kasus) bergerak ke timur dan negara-negara yang paling terdampak sekarang di Eropa tengah dan selatan,” katanya seraya menyerukan pemerintah tetap waspada dalam perang melawan pandemi. Jika terjadi penurunan kasus baru, pertimbangkan untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan masyarakat dan bersiap untuk lonjakan berikutnya, lanjut Kluge. (kompas/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles