7.5 C
New York
Friday, April 19, 2024

Setelah Divaksin, 12.400 Warga Israel Positif Covid-19

Tel Aviv, MISTAR.ID

Lonjakan infeksi Covid-19 di Israel terjadi justru setelah dilakukan vaksinasi secara massal. Lebih dari 12.400 warga Israel dinyatakan positif Covid-19 setelah divaksinasi. Sebanyak 69 di antaranya sudah mendapatkan dosis kedua vaksin virus corona baru, Kementerian Kesehatan Israel melaporkan.

Ini berarti, mengutip laporan media, Rabu (20/1/21), 6,6% dari 189.000 orang yang divaksinasi dan menjalani tes terjangkit virus corona setelah mendapatkan vaksin. Menurut data Kementerian Kesehatan Israel, sebanyak 5.348 orang terinfeksi virus corona hingga seminggu setelah mendapatkan vaksin atau 5,4% dari 100.000 orang yang sudah divaksinasi.

Lalu, 5.585 orang lagi terjangkit virus corona antara hari ke-8 dan ke-14 setelah mendapatkan vaksin pertama, atau 8,3% dari 67.000 orang yang divaksinasi dan dites virus selama periode itu.

Baca juga: 13 Orang Alami Kelumpuhan Wajah di Israel Akibat Efek Samping Vaksin Covid-19

Dan ternyata, orang-orang juga positif Covid-19 setelah dua minggu mendapatkan dosis pertama, antara hari ke-15 dan ke-21, periode di mana kekebalan parsial semestinya tercipta. Dari 20.000 orang yang dites selama periode pasca-vaksin ini, 1.410 dinyatakan positif Covid-19 atau 7,2%.

Kemudian, dari 3.199 orang yang melakukan tes virus corona antara hari ke-22 dan ke-28 setelah vaksin pertama, 84 terpapar virus corona atau 2,6%, termasuk 69 orang yang sudah dua kali divaksinasi.

Satu Dosis Kurang Efektif

Sekitar 2,15 juta orang telah divaksinasi di Israel selama sebulan terakhir menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech, tercepat di dunia, dengan 300.000 di antaranya sudah mendapatkan dosis kedua yang bergulir mulai pekan lalu.

Tetapi, catatan kehati-hatian datang dari Nachman Ash, Komisioner Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Israel. “Satu dosis tampaknya kurang efektif dari yang kami kira,” katanya kepada media.

Baca juga: Duh! Pria Israel Tewas Dua Jam Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Sementara tes serologis terhadap karyawan Sheba Medical Center di Tel Hashomer seminggu setelah mereka menerima dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech menunjukkan, dari 102 karyawan yang diuji, 100 memiliki tingkat antibodi antara 6 hingga 20 kali lebih tinggi.

“Ini menarik. Artinya, vaksin tersebut bekerja dengan sangat baik dan kami berharap melihat penurunan insiden infeksi dalam beberapa hari,” ungkap Prof Gili Regev-Yohai, Direktur Unit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Sheba Medical Center.

Menurut Pfizer, lompatan besar dalam kekebalan terjadi antara hari ke-15 dan ke-21, ketika keefektifan vaksin meningkat dari 52% menjadi 89%. Setelah itu, dosis kedua membawa ke perlindungan 95%.“Perbedaan reaksi kekebalan di antara manusia sangat besar,” kata Prof. Yoram Reiter, pakar imunologi molekuler di Institut Teknologi Israel, kepada Haaretz.

“Dalam kebanyakan kasus, kami memberikan vaksin tetapi kami tidak dapat memprediksi kekuatan respons atau tingkat perlindungan, baik di tingkat antibodi atau di tingkat perlindungan seluler,” ujar dia. Namun, Reiter menekankan, kurangnya reaksi atau efek samping tidak menunjukkan vaksin tersebut kurang efektif atau sistem kekebalan seseorang kurang. (kontan/hm09)

Related Articles

Latest Articles