5.7 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Rayakan Kepergian Pasukan AS dari Afghanistan, Taliban: Pengorbanan Selama 20 Tahun Akhirnya Terbayar!

Kabul, MISTAR.ID

Kepergian pesawat militer terakhir AS dari ibu kota Kabul menandai berakhirnya perang terpanjang Negeri Paman Sam yang dimulai sejak 2001. Sekelompok militan Taliban menyaksikan langsung pesawat terakhir yang mengangkut pulang pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan pada Senin malam.

Mereka pun merayakan momen tersebut dengan menembakkan senjata ke udara, mengekspresikan kegembiraan atas perginya ‘pasukan penjajah.’ “Lima pesawat terakhir (AS) telah pergi. Akhirnya semua ini telah berakhir!” kata Hemad Sherzad, seorang militan Taliban yang disiagakan di bandara Kabul.

“Saya tidak dapat mengekspresikan kegembiraan ini dengan kata-kata. Pengorbanan kami selama 20 tahun akhirnya terbayarkan,” sambung dia dikutip dari media, Selasa (31/8/21).

Baca Juga:Semua Bank di Afghanistan Tutup Sejak Taliban Berkuasa, Warga Kini Tak Punya Uang Tunai

Di Washington, Kepala Komando Sentral AS (CENTCOM) Jenderal Frank McKenzie, mengumumkan berakhirnya perang terpanjang AS. Ia mengonfirmasi bahwa sejumlah pesawat terakhir AS telah meninggalkan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul sekitar satu menit menjelang Selasa dini hari. “Kami tidak berhasil mengeluarkan semua orang yang ingin kami evakuasi,” ucap McKenzie.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian mengonfirmasi ada sekitar 100 hingga 200 warga AS tersisa di Afghanistan. “Prajurit AS telah meninggalkan bandara Kabul, dan negara kami telah meraih kemerdekaan penuh,” sebut juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, pada Selasa dini hari.

Dengan perginya pasukan terakhir AS dari Afghanistan, Washington mengakhiri perang terpanjang yang telah berlangsung selama lebih kurang 20 tahun. Perang dimulai tak lama usai terjadinya serangan teroris 9/11.

Baca Juga:Taliban Tunjuk Mantan Tahanan Guantanamo Jadi Menteri Pertahanan Afghanistan

Saat ini masih banyak masyarakat Afghanistan yang khawatir Taliban akan berkuasa secara otoriter seperti pada era 1996-2001. Namun Taliban mencoba meyakinkan masyarakat lokal dan dunia internasional bahwa mereka akan berpindah ke haluan yang lebih moderat.

Beberapa hari lalu, Taliban sempat mengumumkan bahwa pihaknya telah mengantongi sejumlah nama yang akan mengisi pemerintahan baru di Afghanistan. Taliban menyebut pemerintahan ini bersifat inklusif karena melibatkan tokoh-tokoh dari semua elemen dan etnis. (medcom/hm12)

Related Articles

Latest Articles