7.3 C
New York
Tuesday, March 26, 2024

Ratusan PNS Tolak Kudeta Militer Di Myanmar

Naypyidaw, MISTAR.ID

Kudeta militer di Myanmar terus mendapat perlawanan masyarakat sipil di negara itu. Ratusan pegawai negeri di Myanmar menggelar demo, sehari setelah aparat keamanan setempat membubarkan unjuk rasa menentang kudeta dengan tembakan peluru karet serta meriam air.

Dilansir media, Rabu (10/2/21), unjuk rasa hari ini kembali digelar di ibu kota pemerintahan di Naypyidaw. Aksi itu diikuti ratusan pegawai negeri, dokter, guru, karyawan kereta api dan sejumlah elemen kelompok masyarakat. Aksi itu dilakukan sebagai wujud solidaritas terhadap demonstrasi sebelumnya.

“Kami tidak bisa tinggal diam. Jika terjadi pertumpahan darah dalam aksi damai kami, maka akan lebih banyak darah tertumpah jika mereka (militer) mengambil alih negara ini,” kata tokoh pemuda Esther Ze Naw.

Baca juga: Pendemo Myanmar Ditembak Peluru Karet, 27 Ditangkap

Menurut laporan, seorang perempuan peserta demo di Naypyitaw tertembak peluru tajam di kepala. Kemungkinan besar nyawanya tidak terselamatkan. Sedangkan tiga orang demonstran lainnya terluka akibat terkena peluru karet.

Sedangkan di demonstrasi menentang kudeta di Kota Mandalay juga berujung bentrok. Aparat keamanan menggunakan meriam air untuk membubarkan massa. Menurut laporan stasiun televisi pemerintah, sejumlah polisi di Mandalay turut terluka dalam bentrokan dengan demonstran yang dituduh melemparkan batu dan bata.

Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar, Ola Almgren, meminta tentara dan aparat keamanan menghormati hak rakyat untuk menyampaikan pendapat dengan damai. “Penggunaan kekuatan yang tidak tepat terhadap unjuk rasa tidak bisa diterima,” kata Almgren.

Selain menuntut militer mengembalikan kekuasaan kepada pemerintah terpilih, demonstran juga mendesak amandemen Undang-Undang Dasar 2008. Terutama menghapus pasal yang menyatakan memberikan hak veto kepada fraksi militer di parlemen dan hak untuk menguasai sejumlah kementerian, serta sistem pemerintahan federal di negara multietnis itu.

Baca juga: Lagi, Ribuan Massa Tolak Kudeta Militer di Myanmar

Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw), Jendral Min Aung Hlaing, menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang baru dilantik pada 1 Februari lalu. Min menyalahkan para politikus yang dianggap tidak mampu menyelesaikan sengketa pemilu sehingga memicu kudeta.

Militer menuduh ada indikasi kecurangan sehingga Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memenangi pemilihan umum. Pada pemilu yang dimenangkan Suu Kyi disebut terdapat setidaknya 8 juta pemilih palsu.

Min mengatakan bakal menggelar pemilihan umum yang jujur dan bebas usai status masa darurat nasional selama satu tahun dinyatakan berakhir. Saat ini Kepolisian Nasional Myanmar menjerat Suu Kyi dengan kepemilikan enam walkie-talkie yang diimpor secara ilegal. Dia ditahan hingga 15 Februari mendatang. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles