9.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Putri Mantan Presiden Iran Rafsanjani Ditangkap

Teheran, MISTAR.ID

Aparat Iran menangkapanak mantan Presiden Iran Rafsanjani karena dianggap menghasut penyelenggaraan protes atas kematian Mahsa Amini (22) pada Selasa (27/9/22).

Demikian dilaporkan kantor berita Iran Tasnim, di tengah gelombang demo Iran yang terus berlanjut. Anak mantan Presiden Iran yang ditangkap itu bernama Faezeh Hashemi.

“Faezeh Hashemi ditangkap di timur Teheran oleh badan keamanan karena menghasut para perusuh untuk melakukan protes jalanan,” lapor Tasnim, tanpa menjelaskan lebih lanjut, dikutip dari AFP.

Baca juga:Presiden Iran Tidak Terima “Tindakan Kekacauan” Massa Atas Protes Kematian Mahsa Amini

Hingga Selasa, rakyat Iran berarti telah menggelar protes selama 12 hari berturut-turut atas kematian Mahsa Amini. Mahas Amini meninggal setelah ditangkap polisi moral Iran yang terkenal kejam.

Dia dilaporkan ditangkap karena tak mengenakan jilbab dengan sempurna. Faezeh Hashemi adalah mantan anggota parlemen Iran dan aktivis hak-hak perempuan di Iran. Dia sebelumnya pernah berurusan dengan hukum di republik Islam itu.

Pada Juli, dia didakwa melakukan aktivitas propaganda melawan negara dan penistaan agama dalam komentar media sosial, kata pengadilan saat itu.

Faezeh Hashemi saat itu dilaporkan menyebut permintaan Iran agar Pengawal Revolusi dihapus dari daftar teror AS adalah tindakan merusak kepentingan nasional Iran.

Hashemi juga membuat komentar terpisah tentang Khadijah, istri Nabi Muhammad. Dia dilaporkan telah menyebut Khadijah sebagai “pengusaha”, menunjukkan bahwa wanita juga dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi, dan yang uangnya dihabiskan oleh nabi.

Dia kemudian mengatakan komentar itu adalah lelucon, tanpa niat untuk menghina, kantor berita negara IRNA melaporkan. Almarhum ayah Hashemi adalah seorang moderat yang menganjurkan hubungan yang lebih baik dengan Barat dan Amerika Serikat.

Pada 2012, dia dijatuhi hukuman enam bulan penjara atas tuduhan “propaganda melawan republik Islam”.

Sementara itu saat ini dilaporkan situasi di Iran kian memanas. Direktur Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo menyerukan kepada masyarakat internasional segera mengatasi kekerasan aparat pada pengunjuk rasa di Iran yang situasinya kian gawat.

“Kita harus tegas dan bersatu mengambil langkah-langkah praktis untuk menghentikan pembunuhan dan penyiksaan para pengunjuk rasa,” kata Mahmood Amiry-Moghaddam. Rekaman video dan sertifikat kematian yang diperoleh IHR menunjukkan bahwa “amunisi langsung ditembakkan ke pengunjuk rasa,” tuduhnya.

Ditangkap Dilansir dari RTL, polisi anti huru hara Iran dengan pelindung tubuh hitam telah memukuli pengunjuk rasa dengan pentungan dalam pertempuran jalanan. Mahasiswa pun telah merobohkan gambar besar pemimpin tertinggi dan pendahulunya Ayatollah Ruhollah Khomeini, dalam rekaman video baru-baru ini yang diterbitkan AFP.

Baca juga:Topan Melanda Korsel setelah Picu Tanah Longsor di Jepang

Amnesty International pada hari Senin melaporkan bahwa Hadis Najafi, seorang pengunjuk rasa berusia 22 tahun, tewas pada 21 September di Karaj.

“Pasukan keamanan menembakkan tembakan ke arahnya dari jarak dekat, mengenai wajah, leher dan dada,” kata kelompok hak asasi itu, menguatkan versi di media sosial sebelumnya.

Para pengunjuk rasa telah melemparkan batu, membakar mobil polisi dan membakar gedung-gedung publik. (kompas/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles