5.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Puluhan Ribu Warga Myanmar Demo, Penahanan Suu Kyi Diperpanjang

Naypyidaw, MISTAR.ID

Militer Myanmar memperpanjang penahanan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi hingga Rabu (17/2/21). Kabar tersebut dikonfirmasi pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw. Suu Kyi, yang ditahan atas tuduhan pelanggaran impor walkie-talkie, awalnya dijadwalkan bebas pada Senin (15/2/21)

“Kami datang ke sini untuk menyerahkan surat kuasa dan mendiskusikannya dengan hakim distrik,” kata Khin. “Menurutnya, penahanan (Suu Kyi) berlangsung hingga 17, bukan hari ini,” sambung dia, dikutip dari laman media.

Militer Myanmar atau Tatmadaw menahan Suu Kyi beserta sejumlah pejabat tinggi lainnya, termasuk Presiden U Win Myint, di awal kudeta pada 1 Februari lalu. Tatmadaw mengaku mengambil alih kekuasaan karena pemerintah tak kunjung menyelidiki dugaan kecurangan dalam Pemilu 2020.

Baca juga: Soal Kekerasan Kudeta, Para Jenderal Militer Myanmar Dijatuhi Hukuman Oleh PBB

Kedua pemimpin kemudian didakwa di sebuah pengadilan — Suu Kyi atas kasus walkie-talkie dan Win Myint mengenai dugaan pelanggaran Undang-Undang Manajemen Bencana Alam. Usai mengeluarkan dakwaan, pengadilan memerintahkan agar Suu Kyi dan Win Myint ditahan hingga 15 Februari. Khin Maung Zaw sebelumnya menyebutkan bahwa dirinya tidak dapat bertemu mereka berdua.

Sementara itu, puluhan ribuan warga Myanmar terus berunjuk rasa di sejumlah kota selama 10 hari berturut-turut. Mereka menentang kudeta militer dan mendesak agar Suu Kyi dan pejabat lainnya dibebaskan.

Senin ini, kendaraan militer terlihat melintas di berbagai ruas jalan di kota-kota besar, termasuk Yangon. Terdapat laporan adanya suara tembakan senjata api di beberapa lokasi protes. Di kota Myitkyina di negara bagian Kachin, empat orang terluka dan lima reporter ditahan usai polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan demonstran.

Baca juga: Ribuan Demonstran Myanmar Konvoi Kendaraan Bermotor

Layanan Internet Di Myanmar Pulih

Layanan internet di Myanmar telah dipulihkan setelah delapan jam padam di banyak wilayah. Pemulihan layanan internet dilakukan usai perpanjangan penahanan Aung San Suu Kyi. Demonstran kembali turun ke jalanan sejumlah kota besar di Myanmar pada Senin, (15/2/21) meski pasukan keamanan mengerahkan kendaraan lapis baja. Pasukan tambahan terlihat di Yangon, pusat komersial dan kota terbesar di negara itu.

“Berpatroli dengan kendaraan lapis baja berarti mereka memang sengaja mengancam orang-orang,” kata Nyein Moe, pedemo berusia 46 tahun, dilansir dari media. “Orang-orang berbaris di jalanan dan mereka tidak peduli ditangkap atau ditembak. Kami tidak bisa berhenti sekarang. Ketakutan dalam pikiran kami akan pergi,” imbuh dia.

Penahanan Suu Kyi atas tuduhan mengimpor enam radio walkie-talkie secara ilegal akan kedaluwarsa pada hari ini. Tapi pengacaranya mengatakan dia akan ditahan hingga Rabu untuk sidang pengadilan.

Baca juga: 23 Ribu Tahan Bakal Dibebaskan Militer Myanmar

Suu Kyi telah berbicara dengan hakim melalui konferensi video, kata tim hukumnya, dan dia telah bertanya apakah dia bisa menyewa pengacara. Khin Maung Zaw, pengacara Suu Kyi, mengatakan dia masih berusaha untuk melihat kliennya sejalan dengan hukum. Ketika ditanya tentang keadilan persidangan, pengacara berkata “Apakah itu adil atau tidak, Anda dapat memutuskan sendiri.”

Militer Myanmar atau Tatmadaw menahan Suu Kyi beserta sejumlah pejabat tinggi lainnya, termasuk Presiden U Win Myint, di awal kudeta pada 1 Februari lalu. Tatmadaw mengaku mengambil alih kekuasaan karena pemerintah tak kunjung menyelidiki dugaan kecurangan dalam pemilu 2020.

Kedua pemimpin kemudian didakwa di sebuah pengadilan — jika Suu Kyi atas kasus walkie-talkie, Win Myint dituding melakukan dugaan pelanggaran Undang-Undang Manajemen Bencana Alam. (medcom/hm09)

Related Articles

Latest Articles