12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Potret Titik Panas Konflik di 7 Perbatasan Negara yang Mengerikan

Jakarta, MISTAR.ID
Wilayah perbatasan antar negara seringkali menjadi titik panas konflik. Sebut saja pertempuran Kashmir, perebutan wilayah Gaza, bahkan perang alutsista yang dilakukan di negara-negara Semenanjung Korea.

Bahkan perebutan wilayah tak dapat dihindari hingga seringkali memakan korban jiwa. Kerawanan ini tak saja bagi masyarakat namun juga militer. Tak hanya itu, pembatasan juga seringkali dilakukan di wilayah sengketa dan membuat masyarakatnya hidup dalam ketakutan.

Masalah migran hingga peredaran narkoba antara negara seperti Amerika Serikat dan Meksiko juga menambah catatan yang kian mencekam di perbatasan.

Baca juga: Konflik Agraria Prioritas yang Harus Dituntaskan, Begini Langkah yang Dilakukan Jokowi

Berikut merupakan perbatasan negara yang mengerikan dan rawan konflik di dunia:

1. Kashmir
Pakistan dan India memperebutkan wilayah Kashmir sejak 1947. Wilayah ini memiliki penduduk mayoritas Muslim. Sejak lama, Kashmir menjadi sebab pertikaian antara pemerintah India dan militan asal Pakistan.

Pada 2019, konflik ini diperparah dengan dicabutnya Pasal 370 Konstitusi India yang menyatakan status khusus Jammu dan Kashmir. Wilayah ini seringkali dikunci komunikasinya. Bahkan, wilayah ini juga sering menahan orang, dikutip dari CFR.

Yaman, Negara Asal Sumur Neraka yang Terancam Kelaparan
Di tahun yang sama, pasukan India di Kashmir diserang dan menewaskan sedikitnya 40 tentara. Serangan ini diklaim oleh militan Pakistan Jaish-e-Mohammad. Dua minggu kemudian, India mengklaim telah melakukan serangan udara ke markas teroris yang ada di wilayah Pakistan.

Pakistan membalas serangan ini dengan meluncurkan serangan udara di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Serangan ini berubah menjadi pertempuran udara. Pakistan menembak jatuh dua pesawat militer India dan menangkap seorang pilot negara itu. Pilot itu dibebaskan dua hari kemudian.

2. Semenanjung Korea
Konflik di negeri Ginseng ini sangat terkenal. Salah satunya akibat kedua negara yang gemar memamerkan senjata-senjata baru mereka. Tak hanya itu, Korea Utara juga dikenal kepemimpinannya yang otoriter dan senjata nuklir andalan. Sementara itu, Korea Selatan dikenal dengan orientasi ekonomi Liberal.

Konflik antara Korut dan Korsel berlangsung sejak awal 1950-an. Amerika Serikat juga menjadi negara yang terlibat dalam konflik ini. AS memberikan dukungan pada Korsel, sementara Cina dan Uni Soviet mendukung Korut.

Amerika Serikat sendiri memiliki hampir 29.000 tentara yang dikerahkan di semenanjung Korea. Selain pasukan AS, 63 ribu tentara Korea Selatan dan 1,2 juta tentara Korea Utara ditempatkan di dekat Zona Demiliterisasi (DMZ), menjadikannya salah satu perbatasan paling ketat di dunia.

3. Gaza dan Tepi Barat
Gaza dan Tepi Barat adalah wilayah yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina. Bentrok antara pihak Israel dan Palestina seringkali terjadi. Pada 28 Agustus misalnya, jet tempur Angkatan Udara Israel kembali membombardir jalur Gaza, Palestina dengan alasan membalas bentrokan dalam aksi unjuk rasa di sepanjang perbatasan.

Seperti dilansir Associated Press, jet tempur Israel menyerang sejumlah bangunan yang menurut mereka sebagai fasilitas militer Hamas di Jalur Gaza. Sebab menurut Israel, Hamas berada di balik aksi unjuk rasa yang terjadi.

Bentrokan yang terjadi antara pengunjuk rasa di Gaza dan tentara Israel terjadi pada malam hari. Para pendemo melemparkan bom molotov ke arah tentara penjaga perbatasan Israel. Dalam bentrokan itu dilaporkan lima warga jalur Gaza terluka akibat tembakan peluru tajam yang dilepaskan tentara Israel.

Tak hanya itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga menolak ide pembentukan negara Palestina. Bennet menilai Hamas atau kelompok radikal Palestina lainnya berhasil menguasai Tepi Barat yang kini dikuasai pemerintah resmi Palestina. Kehidupan warga Israel yang tinggal di Kfar, Saba, dan Raanana akan berubah menjadi neraka.

“Saya menentang negara Palestina. Saya pikir itu akan menjadi kesalahan besar yang akan membawa situasi mengerikan di Gaza dan menimpa Yudea dan Samaria,” kata Bennett kepada dikutip dari Jerusalem Post.

Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain sepakat untuk menormalkan hubungan negaranya dengan Israel. Keduanya menyusul Yordania dan Mesir yang sudah menormalkan hubungan mereka dengan Israel sebelumnya.

Kesepakatan perdamaian ini dikenal dengan Kesepakatan Abraham, yang dipelopori salah satunya oleh AS. Dari pihak Palestina, pemimpin Palestina Mahmoud Abbas menolak kesepakatan itu. Hamas juga menolak perjanjian tersebut.

Baca juga: 11 Negara Ini Waswas Pemerintah Afghanistan Rezim Taliban

4. Perbatasan Arab Saudi-Yaman
Mengutip Carnegie, Arab Saudi dan Yaman sepakat membuat garis demarkasi perbatasan mereka secara resmi pada 1934. Meski demikian, perbatasan itu menjadi garis kritis di antara kedua negara.
Di perbatasan itu pula sering terjadi sengketa terkait basis kesukuan dan ekonomi. Konflik sektarian antara Sunni dan Syiah pun kerap terjadi di sana.

Di wilayah Saudi, ada setidaknya 400 ribu warga Ismailiah yang menempati wilayah Jizan, Asir, dan Najran. Sementara di wilayah Yaman dihuni oleh warga Syiah Zaydiah. Namun, ada pula sekitar 200 ribu warga Syiah Zaydiah di wilayah Arab Saudi.

Zaydiah merupakan penduduk yang memberikan dukungan terhadap pemberontak Houthi di Yaman. Sementara Arab Saudi ikut memerangi pemberontak Houthi.

Tensi yang terus meningkat itu pula yang menyebabkan kerap terjadi konflik berdarah. Kedua pihak saling melancarkan serangan termasuk roket dan serangan udara.

Belum lagi aktivitas Al-Qaeda yang berbasis dekat dengan semenanjung Arab, menambah intensitas kekerasan. Sudah ratusan nyawa manusia melayang akibat konflik, terutama di perbatasan kedua negara.

5. Durand Line, Pakistan-Afghanistan
Durand line merupakan garis sejauh 2.400 kilometer yang memisahkan antara Afghanistan di sisi barat laut dan Pakisstan di tenggara.

Dilansir dari Foreign Policy, durand line termasuk daerah yang berbahaya hingga saat ini. Perbatasan itu dikenal senbagai wilayah yang tanpa hukum.

Para milisi Islam radikal seperti milisi, Taliban Pakistan (TTP), bahkan hingga ISIS menjadikan wilayah itu sebagai markas mereka.

Masing-masing wilayah tentu memiliki warlord atau penguasa di durand line.

Mengutip CNBC, Pemerintah Pakistan bahkan sempat khawatir kemunculan kembali Taliban di Afghanistan bisa memantik gerakan TTP yang menjadi sorotan negara itu.

Durand line termasuk di wilayah Pakistan memang banyak dihuni orang-orang Pashtun yang merupakan mayoritas etnis di Afghanistan.

6. Ladakh, antara China-India
Sejak Mei 2020, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melancarkan serangan di beberapa lokasi di wilayah adat yang dikuasai India di seluruh Garis Kontrol Aktual (LAC), yakni Ladakh. Krisis ini semakin meningkat ketika pertempuran di Lembah Galwan menewaskan 20 tentara India dan sejumlah tentara Cina yang tidak diketahui jumlahnya, dilansir Lowy Institute.

Persaingan ini membuat perombakan infrastruktur besar-besaran, memicu harapan dan ketakutan di antara penduduk setempat. Terowongan dan jalan-jalan baru dibuat di wilayah itu. Bahkan, desa-desa di daerah itu juga dihubungkan dengan kabel telepon dan internet.

Walaupun begitu, pergerakan tentara India di Danau Pangong Tso, salah satu wilayah Ladakh, meningkat. Daerah yang dahulunya dipenuhi wisatawan kini digantikan oleh tentara India yang berpatroli di daerah itu sepanjang hari, dilansir DW.

Baca juga: Bersitegang dengan China, India Minta Prancis Percepat Pengiriman Jet Tempur

7. Perbatasan AS-Meksiko
Mengutip Foreign Policy, sekira puluhan ribu nyawa manusia melayang di perbayasan antara AS dan Meksiko sepanjang 3138 kilometer itu.

Peredaran narkoba hingga imigran ilegal termasuk human trafficking menjadi masalah serius di banyak titik sepanjang garis perbatasan itu. Sejumlah titik perbatasan di wilayah Meksiko kerap terjadi konflik berdarah antar-gangster yang berebut kekuasan.

Salah satu sumber yang diperebutkan adalah akses untuk menyelundupkan narkotika hingga imigran ilegal ke AS.

Masalah perbatasan ini pula yang menjadi persoalan pelik bagi kedua negara, terutama AS. Mantan Presiden AS Donald Trump bahkan pernah melontarkan pernyataan akan membangun tembok besar untuk mencegah imigran dari Meksiko masuk.

Pernyataan Trump itu pun mendapat kritikan tajam karena menimbulkan antipati dari warga AS yang merupakan keturunan Hispanik asal Meksiko. (cnn/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles