Yerevan, MISTAR.ID
Pihak oposisi Armenia terus tekan Perdana Menteri Nikol Pashinyan untuk turun jabatan dan pada Rabu (16/12/20) menyerukan akan melakukan aksi pemogokan nasional pada 22 Desember.
Para pemimpin menyerukan untuk seluruh pendukungnya bergabung dalam aksi pemogokan nasional tersebut. Pashinyan oleh oposisi dianggap telah mengacaukan konflik negerinya dengan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Pada Mei 2018, Pashinyan berhasil merebut kekuasaan di wilayah sengketa dalam revolusi damai. Namun pada November 2020, ia telah menerima kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri konflik berdarah antara Azeri dan pasukan etnis Armenia di daerah kantong Nagorno-Karabkh dan sekitarnya.
Baca juga: Perang Lawan Armenia, 2.783 Tentara Azerbaijan Tewas
Langkahnya itu memicu protes massa di Yerevan karena justru mengunci keuntungan teritorial untuk Azerbaijan. Pashinyan menerima tanggung jawab atas hasil konflik, tetapi menolak untuk mengundurkan diri, mengabaikan tenggat waktu yang ditetapkan oleh para pengkritiknya untuk mundur pada awal bulan ini.
Ratusan pihak dari oposisi telah melakukan aksi protes di Yerevan dan meneriakkan pengunduran dirinya saat tenggat waktu sudah berlalu pada pekan lalu. Mereka telah menyerukan agar pemilihan umum diadakan dan juga mengajukan kemungkinan pemimpin sementara untuk menggantikan Pashinyan, seperti yang dilansir dari media pada Kamis (17/12/20).
“Kami akan terus mengumpulkan kekuatan, sehingga pada Selasa (22 Desember) menjadi penentu,” seru Ishkhan Saghatelyan, salah satu pemimpin oposisi, mengatakan kepada para pendukungnya pada rapat umum di Yerevan, di mana dia mengumumkan rencana pemogokan.
Baca juga: Azerbaijan Sorak Kemenangan, Armenia Dilanda Demo
Pada Rabu (16/12/20), Pashinyan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media bahwa dia tidak berhak untuk mengadakan pemilihan cepat dan bahwa langkah seperti itu harus disetujui dengan partai parlemen lainnya.
Dia mengatakan pasukan oposisi yang mengkritik dia atas kesepakatan gencatan senjata adalah faksi yang sama yang menuntut pengunduran dirinya pada Desember tahun lalu. “Intinya selama ini tidak ada yang berubah,” ujar Pashinyan. (kompas/hm09)
