13.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Pertama Kali Sejak Lockdown, Demo Anti Pemerintah Turun ke Jalanan Hongkong

Hongkong, MISTAR.ID

Polisi anti huru hara Hong Kong yang dipersenjatai dengan perisai membubarkan kerumunan sekitar 300 aktivis pro-demokrasi yang mengadakan protes dengan bernyanyi di sebuah pusat perbelanjaan kelas atas, Minggu (26/4/20), meskipun ada larangan pertemuan publik lebih dari empat orang.

Sambil mengucapkan slogan-slogan protes populer, sebagian besar aktivis muda berpakaian hitam mengerumuni mal Cityplaza sambil berteriak, ‘Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kita!’ sementara yang lain menyerukan pembebasan aktivis pro-demokrasi.

Protes itu menjadi yang pertama sejak pemerintah memberlakukan larangan pertemuan publik pada akhir Maret untuk mengekang lonjakan infeksi coronavirus.

Kekhawatiran bahwa Beijing bersantai perihal dengan pusat keuangan Asia berisiko menghidupkan kembali protes anti-pemerintah setelah berbulan-bulan mereda dan dimulai ketika aturan jarak sosial juga mulai mereda.

Ketegangan politik telah meningkat selama dua minggu terakhir setelah penangkapan 15 aktivis pro-demokrasi di kota tersebut dan memicu pergerakan.

Beijing mengatakan pihaknya mendukung penangkapan di wilayah administrasi khusus China.

Pada hari Minggu, polisi menutup bagian-bagian mal Cityplaza, menghimba toko-toko untuk tutup dan menghimbau kepada para pembli dan aktivis termasuk para aktivis dan pembeli, termasuk keluarga-keluarga yang membawa anak-anak untuk meninggalkan lokasi.

“Semua orang hanya bernyanyi, sangat damai, kami tidak melakukan apa pun secara ilegal. Demokrasi dan kebebasan lebih penting, ‘kata seorang siswa sekolah menengah bernama Or, yang datang untuk berpartisipasi menjelang ujian masuk universitas pada hari Senin.

Menambah kekhawatiran bahwa Beijing semakin ikut campur dalam urusan kota – klaim yang ditolak pemerintah pusat – pejabat tinggi Beijing mendesak pemerintah daerah pada pekan lalu untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional sesegera mungkin.

Hong Kong telah menjadi tempat protes besar-besaran pro-demokrasi sejak tahun lalu, dengan jutaan orang turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang tentang meningkatnya campur tangan dari Cina daratan yang mengalahkan pemerintah lokal.

Kota ini diperintah dengan prinsip ‘Satu Negara, Dua Sistem’ yang seharusnya memberikan tingkat kemerdekaan bagi Hong Kong yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain di Cina.

Beijing beberapa kali menuduh negara-negara barat, terutama Amerika Serikat dan Inggris, menghasut kekerasan dan perselisihan di kota itu sejak protes meletus.

Belum ada protes massal di Hong Kong sejak pecahnya pandemi coronavirus. Namun pihak berwenang kota memimpin tindakan keras yang mengejutkan Minggu lalu di mana mereka menangkap 15 tokoh pro-demokrasi terkemuka di kota itu.

Sumber : Daily Mail
Pewarta: Julyana Ang
Editor : Mahadi

Related Articles

Latest Articles